Selasa, 28 April 2015

Fisiologi Tanaman



FISIOLOGI TANAMAN
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuhan. Untuk mempermudah memahami tentang fisiologi tanaman maka kami membagi materi yang akan dijelaskan menjadi beberapa bagian.
A.  Fotosintesis
Tumbuhan adalah makhluk hidup autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Proses pembuatan makanan oleh tumbuhan disebut proses fotosintesis.
Fotosintesis memiliki rekasi kimia :
Cahaya
6CO2+6H2O                       C6H12O6+6O2
Klorofil
Proses fotosintesis adalah proses perombakan molekul air dan molekul karbondioksida menjadi molekul karbohidrat dan molekul oksigen dengan bantuan cahaya matahari dan zat hijau daun atau biasa dikenal dengan klorofil. Fotosintesis terjadi di kloroplas. Bagian kloroplas ada 3 bagian yaitu : membran tilakoid, grana, dan stroma.
Proses fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap
1.      Reaksi Terang
Reaksi terang adalah reaksi yang bergantung pada cahaya, reaksi ini terjadi di dalam membran tilakoid (dapat dilihat pada gambar 1). Reaksi terang merombak energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NDPH kemudian menyimpannya. Energi ini akan digunakan pada reksi gelap. Reaksi terang juga merombak molekul air menjadi molekul oksigen.
2.      Reaksi Gelap
Rekasi gelap adalah reaksi yang tidak bergantung pada cahaya, reaksi ini  terjadi di stroma (dapat dilihat pada gambar 1). Reaksi gelap merombak molekul karbondioksida menjadi molekul karbohidrat dengan menggunakan energi kimia yang dihasilkan pada reaksi gelap. Kemudian glukosa inilah yang digunakan sebagai bahan makanan untuk tumbuhan.

B.  Respirasi
Respirasi adalah proses perombakan molekul glukosa dan molekul oksigen, yang menghasilkan molekul karbondioksida, uap air, dan energi. Proses respirasi meliputi 3 proses utama, yaitu glikolisis, siklus krebs dan transpor elektron.
Rumus kimia respirasi aerobik secara umum adalah
C6H12O6+6O2                            6CO2+6H2O+Energi
Jika kita amati dengan cermat, dapat kita tarik sebuah pengertian bahwa fotosintesis dan respirasi saling berkaitan. Hasil dari fotosintesis digunakan sebagai bahan dasar respirasi, dan hasil dari respirasi digunakan kembali oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.
Proses-proses dalam respirasi :
1.      Glikolisis
Glikolisis terjadi di dalam sitoplasma sel. Glikolisis merombak molekul glukosa menjadi asam piruvat. Pada proses glikolisis dihasilkan 4 ATP, 2 ATP disimpan dan 2 ATP digunakan dalam proses siklus krebs.
2.      Siklus Krebs
Siklus krebs terjadi di mitokondria. Siklus krebs merombak acetyl CoA, menghasilkan molekul Karbondioksida dan 2 ATP.
3.      Transpor Elektron
Transpor elektron terjadi di mitokondria. Transpor elektron merombak O2 menjadi molekul air dan 34 ATP.
Jadi total energi yang dihasilkan dalam proses respirasi ada 38 ATP. Energi ini digunakan tanaman untuk tumbuh dan berkembang, mendistribusikan karbohidrat ke seluruh tubuh tumbuhan, dan sebagian digunakan untuk proses membuka dan menutupnya stomata.



C.  Sistem Transport pada Tumbuhan
1.      Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi menuju tempat yang berkonsentrasi rendah. Contoh sederhana dari difusi adalah air yang ditetesi tinta yang pekat, maka molekul tinta akan menyebar ke seluruh ruang dan tercampur dengan molekul air. contoh difusi pada tanaman adalah keluar masuknya oksigen dan karbondioksida melalui stomata.
2.      Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul air dari tempat yang konsentrasi airnya tinggi menuju tempat yang konsentrasi airnya rendah melalui membran semipermeabel. Contohnya adalah masuknya air dari tanah ke dalam bagian dalam tubuh tanaman melalui akar.
3.      Transpor aktif
Transpor aktif adalah perpindahan molekul zat dari tempat yang berkonsentrasi rendah menuju tempat yang berkonsentrasi tinggi. Contohnya adalah masuknya unsur hara ke dalam tubuh tumbuhan dalam bentuk ion.
D.  Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari dalam bentuk uap air  tubuh tanaman. Transpirasi terjaadi melalui stomata. Transpirasi memiliki fungsi yang penting dalam tumbuhan. Fungsi transpirasi bagi tumbuhan di antaranya adalah :
1.    Transpirasi menjaga suhu tubuh tumbuhan tetap stabil
2.    Transpirasi berfungsi dalam penyediaan air bagi tumbuhan untuk proses fotosintesis.
3.    Transpirasi berfungsi untuk membantu menyediakan unsur hara bagi tumbuhan, karena unsur hara dikemas dalam bentuk ion dan ion-ion tersebut larut dalam air, dan baru bisa masuk ke dalam tanaman dengan bantuan tarikan transpirasi.
Transpirasi dipengaruhioleh dua jenis faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi transpirasi adalah luas daun dan kerapatan stomata. Jika ukuran daun semakin lebar dan kerapatan stomatanya semakin tinggi maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Faktor luar yang mempengaruhi laju transpirasi adalah suhu, cahaya matahari, kelembaban, dan kecepatan angin. Jika suhu, intensitas cahaya matahari, dan kecepatan angin semakin tinggi maka laju transpirasi semakin tinggi. Jika kelembaban semakin tinggi justru laju transpirasi akan semakin rendah, karena kondisi air di udara cukup tinggi.
E.   Plasmolisis, dan Turgiditas Sel
Sebelum mempelajari plasmolisis dan turgiditas selmari kitamengenal tiga jenis larutan :
a.    Larutan isotonis : larutan isotonis adalah larutan yang konsentrasi zat pelarut dan terlarutnya sama.
b.    Larutan hipotonis : larutan hipotonis adalah larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi.
c.    Larutan hipertonis : larutan hipertonis adalah larutan yang konsentrasi zat pelarutnya rendah.
1.    Plasmolisis
     Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel akibat vakuola kekurangan air. Plasmolisis terjadi ketika sel dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat hipertonik/ pekat/jumlah pelarutnya sedikit. Berpindahnya air keluar sel melalui proses osmosis. Plasmolisis dapat diatasi dengan cara meletakkan sel dalam larutan yang kondisi airnya banyak. Contoh nyata dari plasmolisis adalah tanaman yang layu karena kekurangan air, jika plasmolisis dibiarkan saja maka lama-kelamaan tanaman bisa mati.
2.    Turgiditas Sel
     Turgiditas sel biasa disebut juga dengan tekanan turgor. Tekanan turgor adalah tekanan yang mendorong membran sel terhadap dinding sel akibat vakuola mengandung banyak air. Tekanan turgor  terjadi ketika sel dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat hipotonis/tidak pekat/jumlah pelarutnya banyak. Plasmolisis berperan dalam perbesaran sel.


F.   Transpor Air
Air berasal dari dalam tanah dalam bentuk molekul-molekul air. air yang tersedia bagi tanaman adalah air kapiler yaitu air yang tidak terikat terlalu kuat dengan partikel tanah. Organ yang berperan dalam menyerap air adalah akar tumbuhan. Air akan dikirim ke daun untuk bahan dasar proses fotosintesis. Distribusi air terjadi melalui xilem. Air bisa naik mencapai ke daun dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
1.      Tekanan akar
Tekanan akar memaksa air untuk naik ke atas. Tetapi, tekanan akar hanya mampu menaikkan air mencapai ketinggian 21 m.
2.      Gaya Kapilaritas
Gaya kapilaritas ada dua bagian, yaitu gaya adesi dan kohesi. Gaya adesi adalah ikatan partikel air dengan dinding xilem sehingga air bisa naik ke atas. Gaya kohesi adalah gaya antara partikel/molekul air, sehingga air juga bisa naik ke atas.
3.      Tarikan transpirasi
Proses transpirasi akan menguapkan sejumlah air yang ada pada tanaman. Sehingga jumlah air yang ada di dalam tanaman berkurang. Dengan berkurangnya air akibat transpirasi maka molekul air yang ada di bawah dipaksa untuk naik kembali.
Proses masuknya air dari tanah menuju xilem ada dua cara. Cara yang pertama adalah apoplas. Apoplas merupakan masuknya molekul air melalui sela-sela sel. Sedangkan cara yang kedua adalah simplas. Simplas merupakan masuknya molekul air melalui dalam sel.
G.  Menghitung Laju Transpirasi dan Cara Membuat Grafik
Laju transpirasi dapat dihitung dengan cara membagikan jumlah air yang hilang (ml) per satuan waktu.
Rumus umum laju transpirasi adalah :
Laju Transpirasi = Jumlah air yang hilang (ml)
                                             Jam
Grafik yang sering dihubungkan dengan laju transpirasi ada 3 grafik. Yaitu grafik pengaruh kondisi lingkungan terhadap laju transpirasi, pengaruh luas daun terhadap laju transpirasi, dan grafik kerapatan stomata terhadap laju transpirasi.


Senin, 27 April 2015

Minggu, 26 April 2015

Pembuatan kascing




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR  BELAKANG

Dalam dunia pertanian tidak lepas dari pemupukan. Pemupukan tersebut bertujuan untuk menyumbangkan atau menambah unsur hara kedalam tanah dan  untuk memberikan unsur hara  bagi tumbuhan agar dapat berkembang dengan optimal.

Dalam dunia era sekarang ini kebanyakan masyarakat menggunakan pupuk non-organik dimana pupuk ini selain murah dan mudah di aplikasikan serta lebih cepat di serap oleh tanaman  namun dampak pupuk non-organik ini  merusak lingkungan terutama tanah apabila di gunakan terus menerus.

Adapun peraturan pemerintah yanng mengajak masyarakat menuju ke pertanian organik, salah satunya dengan menggunakan pupuk organik. Ada banyak jenis pupuk  yang telah banyak di kenal masyarakat, yang di  gunakan seperti pupuk hijau, kandang,kompos, dll. Selain pupuk tersebut masih banyak jenis pupuk yang masih fasih bagi masyarakat contohnya pupuk kascing. Komposisi kascing juga meliputi berbagai zat-zat yang esensial bagi tanaman. Zat ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil tetapi bila tidak tersedia dapat mengganggu perkembangan/produksi. Dalam penggunaan pupuk kimia, kebutuhan unsur esensial biasanya dipenuhi melalui aplikasi khusus. Kascing menyediakan nutrisi bagi tanaman dalam waktu yang relatif lebih lama karena nutrisi dilepas secara berangsur oleh mikroba atau bakteri yang terkandung di dalamnya.Kascing atau vermicompost adalah kotoran cacing tanah. Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro dan mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Komposisi kimia kascing Eisenia foetida meliputi nitrogen (N)0,63%, fosfor (P) 0,35%, kalium (K) 0,20%, kalsium (Ca) 0,23%, magnesium (Mg) 0,26%, natrium (Na) 0,07%, tembaga (Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, manganium (Mn) 0,003%, besi (Fe) 0,79%, boron (B) 0,21%, molibdenum (Mo) 14,48%, KTK 35,80 meg/100mg, kapasitas menyimpan air 41,23%, dan asam humus 13,88%.

Unsur-unsur kimia tersebut siap diserap tanaman dan sangat berguna bagi pertumbuhan dan produksinya. Disamping itu kascing mengandung mikroba dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah mikroba yang banyak dan aktivitasnya yang tinggi bisa mempercepat pelepasan unsur-unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman.
Melalui praktikum ini setidaknya memberikan  informasi tentang jenis pupuk organik dan cara pembuatannya.

B.     METODOLOGI

Menurut penelitian dan percobaan sebelumnya, kescing adalah salah satu penganti pupuk anorganik yang memiliki kelebihan-kelebihan yang baik, banyak dan menambah pengetahuan. Jadi menurut praktikan hasil dari pratek seara langsung pembuatan kascing ini akan menghasilkan pengetahuan yang baru bagi praktiakan, seperti mengetahui proses pembuatan kascing, cara kerja cacing dan mengetahui berapa lama yang dibutuhkan dalam pembuatan kascing. Dari hasil data sementara yang diperoleh dari praktikum ini, maka kami meperkirakan waktu yang diperlukan dalam pembuatan kescing tergantung pada dekomposisi (cacing) yang diberikan, semakin banyak cacing yang diberikan maka semakin singkat waktu yang dibutuhkan.

C.     TUJUAN

1.      Untuk untuk mengetahui teknik pembuatan kescing

2.      Untuk memberikan informasi bahwa  selain pupuk kompos dapat juga menggunakan kascing.
3.      Memahirkan pengalaman belajar  dengan praktek secara langsung di sektor pupuk.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    DASAR TEORI

Kascing adalah kotoran cacing tanah yang berasal dari berbagai jenis bahan organik dan kotoran hewan. Kascing merupakan pupuk organik yang bermutu, berikut hasil analisis hara dalam kascing dikemUkakan oleh Damayanti (1993) sebagai berikut.
Sifat kimia dan unsur hara kascing yang bahan dasarnya limbah rumah tangga dan pasar

KomponenAnalisis
Nilai
pH (H2O)
C-organik (%)
N-Total (%)
P-Bray (ppm)
P-total/HCL 25% (ppm)
SusunanKation (me/100 g kascing)
Ca2+
Mg2+
K+
Na+
KapasitasTukarKation
Kejenuhanbasa
7,1
12,8
1,7
71,0
621,0
29,2
40,9
18,1
1,0
61,3
74,0


Selain kandungan unsur haranya yang baik kascing juga mengandung auksin sehingga baik sekali untuk pertumbuhan tanaman, kascing digunakan sebagai pupuk organik untuk mempertahankan/meningkatkan kesuburan tanah. Manfaat pupuk organik bagi tanah ialah sebagai berikut:
1.      Memperbaiki fisik tanah (struktur, konsistensi, aerasi, daya pegang tanah  terhadap air).
2.      Memperbaiki sifat kimia tanah (sumber unsur hara makro, unsur hara mikro, meningkatkan pH tanah, KTK, dan ketersediaan beberapa unsur hara)
3.       Meningkatkan aktivitas mikro organisme tanah (biologi tanah)
Dibanding bahan organik lainnya kascing memiliki keistimewaan yaitu menyebarkan bibit cacing tanah pada areal pertanaman.

CARA APLIKASI PUPUK KASCING

1.       Disebar,
Kascing disebar rata dipermukaan tanah yang telah dicangkul/dibajak
2.      Dalam larikan,
Kascing ditempatkan dalam larikan, dalam barisan tanaman atau diantara baris
tanaman.
3.       Ditugal,
Kascing diletakan dalam lubang tanam atau di pinggir lubang tanam

Takaran kascing Dapat disesuaikan dengan takaran bahan organik lainya, sekitar 10-30 ton/ha, tergantung kepada kesuburan tanahnya. Jika tanahnya telah kaya akan cacing tanah (pemberian kascing berulang-ulang))takarannya makin dikurangi, dan selanjutnya tinggal memberikan bahan organikn sajah sebagai makanan cacing yang telah berkembang dalam tanah.



BAB III
METODOLOGI

A.    TEMPAT PELAKSANAAN

Praktek pembuatan kascing kelompok 1 dilaksanakan :
            Lokasi             : Green Hause
            Desa                : Rawa Banteng
            Kecamatan      : Tambun
            Kabupaten       : Bekasi
            Propinsi           : Jawa Barat

B.     WAKTU PELAKSANAAN

Pelaksanaan praktek pembuatan kascing  pada tanggal 08 Maret 2014 sampai selesai..

C.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a)      Parang
b)      Karung
c)      Keranjang
d)     Timbangan
e)      Cangkul
f)       Alat tulis
g)      Sarung tangan latek
h)      Ember

2.      Bahan
a)      Kotoran kerbau
b)      Kotoran Ayam
c)      Kedebong Pisang
d)     Air
e)      Cacing




D.    CARA PELAKSANAAN
1.      Persiapan
Dalam pembuatan kascing banyak hal yang perlu diperhatikan, oleh karena itu praktikan harus diberi bimbingan berupa cara pelaksanaan pembuatan kascing, agar dalam melaksanaan praktek tidak terjadi kesalah. Setelah praktikan memahami apa yang harus mereka kerjakan maka barulah praktikan dapat dilepas kelapangan untuk melaksanakan pratek pembuatan kascing.

2.      Pembuatam kascing
a.       Mempersiapkan bahan dan alat

Terlebih dahulu bahan dan alat yang dibutuhkan haruslah disiapkan sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan. Sepeti kotoran ayam, kotoran kerbau dan kedebong pisang.

b.      Menentukan komposisi bahan

Bahan yang ingin kita gunakan haruslah memiliki komposisi yang jelas agar kita dapat membuat data yang dibutuhkan, komposisi bahan :

1.      Kotoran kerbau 10 kg
2.      Kotoran ayam 10 kg
3.      Kedebong pisang 10 kg
4.      Air 3 L
5.      Cacing 1000 ekor/ 400 gram

Dalam penetuan komposisi ini, hal yang harus diperhatikan adalah bahan tersebut harus siap untuk digunakan. Kreteria bahan yang dapat digunakan :
a.    Kotoran yang kita gunakan tidak terlalu menyengat baunya
b.    Kotoran haruslah matang (kotoran yang kering atau tidak terlau lembab/buakn kotoran yang baru).
c.    Kadar kotorannya  rendah
d.   Khusus kedebong pisang ukurannya haruslah relatif kecil agar muda diolah oleh cacing.

c.       Pelaksanan
Kotoran kerbau, kotoran ayam dan kedebong pisang  yang telah ditentukan komposisinya  dicampur secara merata. Setelah tercmpur rata maka harus diberi air sebanya 3 liter atau secukupnya agar bahan tersebut lembab.






d.       tempat penyimpanan bahan
Tempat penyimpanan bahan harus memiliki kreteria sebagai berikut :
1.      Aman dari hama, seperti ayam, anjing dan lain-lain.(mudah diawasi)
2.      Suhu ruangan
3.      Dekat sumber air
4.      Mudah dijangkau
5.      Tidak terkena cahaya matahari secara langsung

e.       Penyelesaian

Setelah bahan siap untuk di olah maka kita harus menyusun bahan yang tersebut  (2 tingkat) ditempat yang telah ditentukan. Setelah bahan telah tersusun maka pemberian dekomposer (cacing) diberikan dengan jumlah yang tertentu. Dalam penentuan pemberian dekomposer semakin banya maka semakin baik karena proses pembuatan kascing akan lebih cepat.

f.       Perawatan bahan praktek

Setelah semua proses pembuatan kascing telah dilaksanakan maka yang harus kita perhatikan adalah kelembapan tanah  dengan cara mensuruvei bahan 2 hari sekali. Hal ini harus diperhatikan agar pembuatan kascing ini sukses, karena jika bahan tersebut kering atau kelembapannya dibawah rata-rata maka proses pematangan pada kascing akan lambat dan dapat menyebabkan dekomposer (cacing) akan mati.


DAFTAR PUSTAKA
















KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur praktikan panjatkan ke hadirat Tuhan Yanag Maha Esa, karena rahmat dan pertolongan-Nya kepada kita semua sehingga pelaksanaan  praktikum dan penyusunan laporan ini dapat terlaksana dengan baik tanpa da halangan yang berarti.
            Dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu praktikum mengucapkan banyak terimah kasih kepada :
1.    Bpk. Toto Suryanto,S.P selaku dosen kesuburan tanah.
2.    Bpk. Tobing selaku asisten atau yang mendampingi selama praktikum.
3.    Kedua Orang tua yang senantiasa memberi dukungan baik material maupun moril.
4.    Teman teman yang senantiasa memberi semangat serta dukungan.

Penyusunjuga menyadari laporann ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan serta saran untuk melengkapi dan menyempurnakan laporan ini sehingga dapar bermanfaat bagi pembaca.



Bekasi, 13 Maret 2014




Penyusun








DAFTAR ISI

1.      COVER ...........................................................................................  i
2.      KATA PENGANTAR...................................................................... ii
3.      DAFTAR ISI...................................................................................  iii

4.      BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang............................................................................ 1
B.     Metodologi................................................................................... 2
C.     Tujuan.......................................................................................... 2

5.      BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Dasar Teori.................................................................................. 3

6.      BAB III METODOLOGI
A.    Tempat Pelaksanaan.................................................................... 5
B.     Waktu Pelaksanaan..................................................................... 5
C.     Alat dan Bahan............................................................................ 5
D.    Cara Pelaksanaan........................................................................ 6

7.      DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

8.      LAMPIRAN..........................................................................................