BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanah perupakan suatu
yang diberikan oleh Tuhan, yang sangat sempurna terutama pada belahan dunia
Indonesia. Hampir 80% tanah di indonesi dapat dijadikan sebagai media tanam.
Puji syukur yang seharusnya kita panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa karena
menjadikan kita sebagai rakyat Indonesia karena tanah Indonesia merupakan tanah
yang diincar oleh semua Negara.
Pada tahun 80-an
Indonesia dijadikan sebagai tempat utama sebagai tempat penjajahannya karena
memiliki pulau yang banyak, strategisnya yang baik dan yang paling utama adalah
tanah hampir 70-80% diibaratkan bagai pupuk organic yang kaya akan sifat
kimianya, sehinngga apa saja yang ditanam dapat menghasikan produksi yang baik dan
banyak.
Tanah diindonesia
memanglah sangat baik dan berkualitas, tetapi dengan berkembangnya zaman maka
kini yang tunggal hanyalah sejarah. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya
pembanggunan, perindutrian dan perkebuan yang menggunakan tanah, oleh karena itu
maka hadirlah pemupukan. Pada dahulukala manusia memang telah menggetahui
adanya pemupukan dan ada juga pemupukan yang tak disengajakan misalnya
pemeliharaan ternak. Secara tidak langsung kotoran ternak yang tersebar diarea
pengolahan pertanian akan menjadi pupuk seiring waktu berjalan.
Pemupukan organic telah
dikenal dari cicit-moyang kita, dan mereka telah melakukannya. Melihat seiring
berkembangnya teknologi dan jumlah petani dan perkebunan sangat meningkat
draktis, maka para hali menciptakan pupuk anorganik atau pupuk kimia. Hadirnya
pupuk kimia di Indonesia sangat memberikan dampak fositif kepada petani.
Peningkatan produksi dan jumlah petani sangat siknifikan dengan pembagunan kota
sehingga mengakibatkan persaingan yang sengit.
Seperti yang dijelaskan
diatas, bahwa pupuk kimia membawa perubahan bagi petani, tetapi semua
keberhasilan tersebut tidak lepas dari dampak negative. Masyarakat sangat
menikmati adanya pupuk kimia, tetapi tidak menyadari dampak kerusakan yang
dikibatkan dari refolusi tersebut.
Terjadinya damapak
tersebut pemeritah dan masyarakat yang bertanggung jawab melakukan sosialisasi,
penelitian, dan sebagainya untuk menciptakan kestabilan dan melakukan perbikan
yang sangat dipandang perlu. Timbulnaya kesadaran dan pemahaman maka kini pemerintah
dan sebagian masyarakat kembali menggunakan pupuk organik.
Permaslahan ini
sangatlah berkepanjangan, hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan peran
pemerintah yang tidak menyebarluas oleh karena itu masih banyak diantara kita
yang menganggap menggelolah tanah dengan menggunakan pupuk kimia baik tetapi
nyatanya hanya kerusukan yang dilakuakan. Pemahaman tentang pupuk organik dan
anorganik sangatlah perlu diperhatiakan oleh karena itu dunia pendidikan dan
yang berwewenang perlur melakukan hal yang dapat menyebabkan perubahan yang
sangat siknifikan.
B.
Tujuan
1.
Mengetahiu dan
pemahami pengertian pupuk
2.
Melakukan
sosialisasi pupuk
3.
Mempelajari asal
usul pupuk
4.
Sebagai acuan
pemupukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pupuk
Pupuk adalah sesuatu yang tak
asing lagi bagi orang yang melakukan budidaya dan bagi para petani biasa.
Tetapi hal yang sangat yang perlu diperhatikan adalah pemahaman pupuk yang
terkadang disalah artikan, kebanyakan petani mengartikan pupuk sebagia sesuatu
yang diperuntukkan untuk tanaman, memang pada kenyataannya pupuk diperuntukkan
sebagia nutrisi untuk tanaman. Hal yang sering kita lupakan adalah pupuk
merupakan sesuatu yang ddiberikan kepada tanah yang bertujuan untuk
menggantikan unsur hara pada tanah yang telah diserap oleh tanaman atau
bertujuan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi.
Pendukung :
I.
Pupuk adalah semua bahan
yang ditambahkan pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia
dan biologis. Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanahharus subur, yaitu
memiliki sifat fisis, kimia, dan biologi yang baik. Sifat fisis menyangkut
kegemburan, porositas, dan daya serap. Sifat kimia mennyangkut pH serta
ketersedian unsur- unsur hara. Sedangkan sifat biologis menyangkut kehidupan
mikroorganisme dalam tanah. Seperti makhlukhidup yang lain, tumbuhan memerlukan
nutrisi baik zat organik maupun zat anorganik. Nutrisi organik diperoleh
melalui proses fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik semuanya diperoleh
melalui akar dari dalam tanah dalam bentuk zat-zat terlarut berupa kation dan
anion yang mampu masuk ke dalam pembuluh xilem akar.
Tumbuhan
memiliki zat-zat penyusun yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Zat
tersebut terdiri atas:
1.
Unsur-unsur esensial, yaitu
unsur-unsur yang mutlak diperlukan oleh segala macam tumbuhan (16 unsur).
Unsur- unsur ini disebut unsur hara makro dan mikro. Unsur-unsur makro
(diperlukan dalam jumlah banyak) yaitu C, H O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Sedangkan
unsur-unsur mikro (zat hara tambahan) yaitu Fe, Mn, Cu, Mo, Co, Zn, dan B.
2.
Unsur-unsur non esensial,
yaitu unsur tambahan yang hanya diperlukan oleh jenis tumbuhan tertentu, baik
dalam jumlah besar maupun kecil. Antara lain Na, Cl, Al, Si. (Industri Pupuk, 2014).
II.
Pengertian
Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik Pertanian
Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 2001 tentang “Pupuk Budidaya Tanaman” mencantumkan 3
butir pertimbangan:
1.
Bahwa pupuk merupakan salah
satu sarana produksi yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi
dan mutu hasil budidaya tanaman;
2.
Bahwa untuk memenuhi standar
mutu dan menjamin efektivitas pupuk, maka pupuk yang diproduksi harus berasal
dari formula hasil rekayasa yang telah diuji mutu dan efektivitasnya;
3.
Bahwa sehubungan dengan hal
tersebut diatas dan sebagai pelaksanaan dari Pasal 37 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1992 tentang “Sistem Budidaya. Tanaman”, perlu mengatur pupuk budidaya
tanaman dengan eraturan pemerintah.
Definis
pupuk di PP No. 8 tahun 2001 Bab 1 Pasal 1 yaitu, pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam
penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak
langsung. Sedangkan pupuk anorganik adalah
pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis, dan
merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Pada PP No. 8 tahun 2001
tidak dijelaskan tentang definisi pupuk organik, namun definisi pupuk organik
telah lebih dahulu tertuang pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.
02/Pert/HK.060/2/2006 yaitu, pupuk
organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari
bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai
bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Permentan,
2006).
III.
Pemupukan
adalah pemberian pupuk terhadap tanaman. Sedangkan pupuk adalah material yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat
berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku
yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam pemberian pupuk
perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat
terlalu banyak unsur hara. Terlalu sedikit atau terlalu banyak unsur hara dapat
berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan
ke daun. Salah satu jenis pupuk yang menjadi alternatif dan mulai popular
kembali setelah cukup lama tidak pernah digunakan dalam perkembangan pertanian
organik yaitu pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari
materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh
bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan, dan manusia.(Agro
Media Pustaka,2012).
IV.
Pupuk adalah materi yang ditambahkan pada media tanam
atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang dibutuhkan tanaman sehingga
mampu berproduksi dengan baik. Materi pupuk dapat berupa organic ataupun
anorganik. Pupuk mengandung bahan baku yang diperluakn pertumbuhan dan
perkembangan tanaman., sementara suplemen seperti hormone tumbuhan membantu
kelancaran proses metabolism. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya
pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen. Dalam pemberian
pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak
mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat
makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah
ataupun disemprotkan ke daun.
Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
(Wekipedia,2015)
V.
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau
lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau
organik, dihasilkan oleh kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik.
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam masih melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro,
kadar dalam tanaman > 100 ppm), Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro, kadar
dalam tanaman < 100 ppm).
Pupuk diberikan agar tanaman (tumbuhan yang diusahakan manusia)
dapat tumbuh, berkembang dan menghasilkan sesuai yang diharapkan. Manusia
selalu menuntut lebih terhadap kemampuan tanaman. Rekayasa genetik dan
lingkungan di lakukan agar tanaman memberikan kinerja yang lebih baik.
Dengan bantuan hasil tanaman tersebut, unsur yang semula berada dalam tanah
masuk ke dalam tubuh manusia.
Tumbuhan tidak memerlukan pupuk. Karena tumbuhan mampu mengambil unsur
hara yang tersedia di lingkungan hidupnya. Pada lahan yang tidak terusik
manusia, kesuburan tanah selalu meningkat, karena terjadi pelonggokan materi
dan energi di tempat tersebut. Mineral dari jeluk yang lebih dalam diangkut ke
daun dan digugurkan ke permukaan tanah. Gas-gas di udara terutama CO2 dijerat
dan digunakan sebagai penyusun tubuh tumbuhan.
Tumbuhan selalu hidup bersama dengan lelembut (mikrobia). Serasah
tumbuhan menjadi makanan dan sumber energi bagi lelembut tersebut untuk terus
bekerja. Hasil perombakan digunakan kembali oleh tumbuhan. Interaksi mineral
dan bahan organik yang terus menerus itu, akan diikuti ketersedian hara dan
lengas yang makin besar, sehingga memberikan lingkungan yang terbaik bagi
tumbuhan.
Semakin berkurang usikan manusia terhadap suatu lahan, maka lahan
tersebut akan bertambah subur. Sebaliknya, semakin banyak usikan semakin banyak
pula masukan yang harus diberikan agar lahan tetap subur. Semakin intensif
lahan dikelola, semakin banyak pula pupuk yang diperlukan.
B. Alasan Mengapa Pemupukan dilakukan
Tanah merupakan media tanam yang alami
diberikan langsung oleh sang Pencipta. Tanah merupakan media yang sangat banyak
digunakan oleh manusia mau itu sebagia areal pembangunan pemukiman, agronomi dan sebagianya. Hal yang
sangat penting diperhatikan adalah pengunaan tanah tersebut, dimana setiap
penggunaan tanah memiliki dampak yang sangat merugikan ketika sang pelaku tidak
bertanggung jawab, terutama bagian perkebunan.
Pada penggunaan tanah dibidang
perkebunan sangat perlu diperhatikan karena akibat dari penggunaan tersebut
mengalami kerusakan pada sifat fisik tanah, kimia dan biologi, oleh kerena itu
perlu melakukan perbaikan atau pencegahan agar tidak terjadi kerusakan pada
tanah yaitu pemupukan.
Pemerintah memandang perlu kegiatan
pemupukan pada areal perkebuan atau
sejenisnya karena sangat berdampak
negative pada masakini dan kedepannya, oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang “Sistem
Budidaya. Tanaman”, perlu mengatur pupuk budidaya tanaman dengan peraturan
pemerintah dan No. 02/Pert/HK.060/2/2006.
I. Perbaikan
sifat fisik dan biologi
Perbaikan sifat fisik tanah merupakan salah satu
alasan pemupukan karena pupuk memiliki sifat memperbaiki fisik tanah, contohnya
pupuk organik yang tersusun
dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi)
oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan, dan
manusia. Pupuk organik memperbaiki sifat fisik tanah seperti tanah menjadi
gembur (tidak padat lagi), memperbaiki warna tanah agar tanah terlihat subur
karena salah satu cara yang termudah atau tradisional mengenal tanah yang subur
dengan warna, dan sebagainya.
II. Perbaikan Sifat kimia tanah
Hadirnya
pupuk pada dunia perkebunan dan sejenisnya disambut dengan sangat fositif oleh
masyarakat terutama pada tujuannya yang memperbaiki sifat kimia tanah karena
sifat kimia tanah sangat penting untuk dipertahankan karena akan mempengaruhi
hasil produksi tanaman. Pada poin ini pupuk yang diberikan pada tanah akan
menggantikan zat kimia yang telah diserap oleh tanaman oleh karena itu
perbaikan sifat kimia sangat pentin.
Tujuan
lain adalah Memberikan bahan organik berupa kompos atau bokashi hal mutlak
perlu dilakukan untuk menyuburkan tanaman, menjaga ekosistem kehidupan didalam
tanah membuat tumbuhan tumbuh secara optimum, mengatur tata udara dan air untuk
membantuk menyuburkan tanah dan asaran perbaikan ditujukan kepada fisik, kimia
dan biologi tanah.
Pendukung :
-
Pemberian
pupuk pada tanaman, ketika :
- Tanah miskin hara
- Pertumbuhan tanaman terhambat walaupun sudah dilakukan penyiangan dan ditemukan gejala kekurangan unsur hara.
- Pertumbuhan tanaman perlu dipercepat untuk mengurangi resiko akibat persaingan dengan gulma.
- Ingin meningkatkan hasil produksi dan hasil panen
Jenis pupuk yang biasanya digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur
hara primer (N, P, K). Namun mungkin saja tanaman juga kekurangan unsur hara
lain. Oleh karena ada 3 cara untuk mengetahui tanaman kekurangan unsur hara
(deficiency) apa saja, yaitu :
- Mengamati gejala-gejala yang muncul dalam pertumbuhan tanaman, apakah normal atau tidak.
- Analisis tanah di laboratorium dengan mengambil sample tanah di lapangan
- Analisis jaringan tanaman di laboratorium dengan mengambil sample daun tanaman.
Pemupukan dilakukan menjelang atau awal musim hujan. Kalau
diperlukan pupuk tambahan pada tahun yang sama, maka dilakukan menjelang akhir
musim hujan. Sebelum pemupukan dilakukan, sebaiknya pH tanah diketahui. Jika pH
tanah asam, maka perlu diberi kapur kaptan (CaCO3) agar pH tanah naik sehingga
pemupukan memberikan respon yang baik pertumbuhan tanaman.
Pada saat tanaman berumur 1-3 bulan, umumnya pemupukan dilakukan. Jika
tingkat kesuburan tanah yang diolah makin jelek, maka pemupukan dilakukan lebih
awal. Setelah itu diulangi pada umur 6-24 bulan sampai tinggi tanaman melampaui
tinggi gulma. Jika perlu dilakukan pemupukan untuk meningkatkan riap volume,
maka pemupukan berikutnya diberikan menjelang penjarangan pertama (saat tajuk
bersinggungan) untuk pohon yang terpilih (tidak dijarangkan). Kemudian
pemupukan berikutnya menjelang penjarangan kedua dan seterusnya sampai batas 5
tahun sebelum ditebang.
C. Darimana Asal usul pupuk
Kegiatan pemupukan suda tidak asing
lagi bagi paraa petani, tettapi kendalanya adalah pengetauhan yang dimiliki
sangtalah minim oleh karena itu pembahan dibawaini akan mendukung tentang
pemahaman pupuk. Pemahaman pupuk sangatlah penting, untuk mendukung pemahaman
tersebut maka pupuk dapat dilihat dari :
I.
Sumbernya
yaitu organik, alam dan sintesis
Pupuk yang dibedakan berdasarkan
sumbernya yaitu besasal dari organic memiliki arti pupuk yang terbuat dari
limbah tanaman, kotoran hewan berupa kompos, pupuk hijau, dan cascing sedankan
pupuk yang bersal dari alam yaitu pupuk yang terdapat pada alam bebas seperti N(Siklus
N), O, Co2 H2O, H, C, S dan sejenisnya, sedangkan pupuk
sintesi merupakan pupuk kimia yang bibuat oleh manusia yang mengandung unsure
hara yang cukup untuk tanaman.
-
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan
aerobik atau anaerobic) (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).
-
Pupuk hijau merupakan
pupuk yang terbuat dari jaringan tanaman hijau, atau dengan kata lain, pupuk
hijau adalah pupuk yang memanfaatkan jaringan tanaman hidup. Dalam hal ini,
untuk memanfaatkan pupuk hijau, berarti harus menyediakan sarana berupa tanaman
hidup terutama yang bersifat tidak mengganggu terhadap kelangsungan hidup atau
pertumbuhan dan perkembangan tanaman utama.
-
Kascing adalah merupakan bahan organik
hasil dari kotoran cacing yang bercampur dengan tanah atau bahan organik
lainnya. Pupuk kascing merupakan bahan organik yang cukupbaik karena selain
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya pada tanah
yang kurang subur seperti tanah jenis ultisol, juga tidak mempunyai efek
negatif terhadap lingkungan yang terdapat pada daerah sub tropis basah dimana
proses pelapukan sudah lanjut.
II.
Berdasarkan
unsurhara yaitu kelompok (mikro dan makro) dan jumlah unsur (tunggal dan
majemuk).
Pupuk juga dbedakan dari unsure
haranya artinya pupuk berasl dari pupuk berunsurhara mikro atau makro. Unsure
hara makro merupakan unsure hara yang dibutuhkan tanam dalam bentuk bayak
berupa Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium
(Ca), Magnesium (Mg), sedangkan unsurhara pendukunkung yang tak kala pentaing
adalah Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron
(B), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si).
Pupuk yang dibedakan berdasarkan
jumlah unsure adalah pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal memiliki
arti bahwa pupuk yang mengandug satu unsure seperti pupuk urea, sedangkan pupuk
majemuk bermanding terbalik dengan pupuk tungga, pupuk majemuk memiliki unsure
lebih dari satu seperti pupuk NPK.
III.
Berdasarkan
bentuk yaitu padat dan cair
Pupuk dibeadakan atas bentuk ujudnya berupa padat dan cair, pupuk
berupa padat sangat banyak digunakan dilingkungan kita seperti pupuk NPK, Urea
dan sejenisnya sedanagkan pupuk cair biasa bersifat hormone dengan cara
mengaplikasikannya disemprot pada tanaman atau mediatanamnya yang dibasahi.
IV.
Berdasarkan
sifat yaitu asam, netral dan basa.
Penggunaan
pupuk juga bergantung pada areal yang ingin kita pupuk, karena pupuk dibedakan
juga denag sifatnya yaitu pupuk asam, netral dan basa. Pada areal yang memiliki
PH tanah yang masam maka pupuk yang kita gunakan adalah pupuk basa agar tanah
tersebut terkelolah sesuai dengan keinginana kita adapun contoh pupuk asam,
netral dan basa sebagai berikut : 1) Kieserite(asam), 2) TSP (Netral), dan 3)
Dolomite (basa).
Pendukung :
a. Berdasarkan
sumber asal-usul pupuk :
1.
Pupuk Organik (manure) : semua pupuk yang dibuat dengan menggunakan bahan dari
sisa-sia metabolisme, organ hewan maupun tumbuhan. Contoh pupuk ini adalah :
kompos daun, belotong tebu, kotoran hewan (kotoran padat maupun cair), dsb.
2.
Pupuk Kimia (fertilizer)
: segala pupuk yang dibuat dari bahan-bahan mineral melalui proses pengolahan/sintesa
yang dilakukan manusia.
Jika
kandungan pupuk organik relatif lebih sulit ditentukan dan bergantung dari
sumber bahannya, maka kandungan pupuk kimia relatif lebih mudah diketahui
dengan menghitung jumlah bahan-bahan penyusunnya.
b. Berdasarkan
bentuk fisik pupuk :
1. Pupuk
berbentuk padat : semua pupuk yang berbentuk butiran, kristal, remah, atau
onggokan seperti batuan yang biasanya diberikan ke tanah atau media tanam,
misalnya urea, NPK, MgO, MKP, DKP, Borate, dsb
2. Pupuk
berbentuk cair : semua pupuk yang berbentuk cair atau konsentrat yang biasanya
diberikan dalam bentuk semprotan ke daun (foliar
application)
c. Berdasarkan
komposisi penyusun pupuk :
1.
Pupuk tunggal : semua pupuk yang mengandung satu
unsur hara utama saja (dalam bentuk persenyawaan), misalnya pupuk urea, pupuk
TSP (Triple Super Phosphate), pupuk
KCl (Kalium Chloride), pupuk MgO (Magnesium Oxide), pupuk Bo, dsb.
2.
Pupuk campur :
adalah campuran pupuk tunggal yang dicampur secara manual, misalnya urea
discampur dengan TSP dan KCl. Pupuk campuran mempunyai tingkat keseragaman yang
beragam karena dicampur secara manual, di sisi lain, tidak semua pupuk dapat
dicampur satu sama lain. Beberapa pupuk campuran juga hanya dapat dilakukan
untuk sekali aplikasi dan tidak dapat disimpan.
3.
Pupuk majemuk : semua pupuk yang mengandung
minimum dua unsur utama yang saling diperlukan, misalnya pupuk NPK, NPK+CaMg,
pupuk MPK, pupuk DKP, pupuk DAP, dsb.
4.
Pupuk majemuk khusus : adalah pupuk majemuk yang
dibuat secara khusus, misalnya dalam bentuk tablet
atau pellet. Pupuk jenis ini dibuat customized sesuai keinginan pemesan
untuk memupuk tanaman tertentu, dengan harga satuan biasanya lebih mahal, dan
efektifitas pemupukan masih memerlukan penelitian lebih lanjut
d. Berdasarkan
kandungan hara/nutrisi :
1.
pupuk makro : semua pupuk yang mengandung unsur
hara utama (primer maupun sekunder), yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam
jumlah banyak, misalnya pupuk yang mengandung hara N (nitrogen), P (phosphate),
K (kalium), Ca (calcium), dan Mg (Magnesium)
2.
Pupuk mikro : semua pupuk yang mengandung hara
mikro, yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit namun sangat memegang
peranan dalam tumbuh kembang tanaman, misalnya pupuk yang mengandung hara Mn
(mangan), S (sulfat), Fe (besi), Bo (boron), Si (silikat), Zn (seng), Ni (nikel),
Co (kobalt), Cu (tembaga), Mo (molybdenum), Na (natrium), Al (alumunium), dan
Cl (klor).
Pada postingan ini, saya hanya ingin fokus pada gejala-gejala
yang ditimbulkan akibat kekurangan unsur hara tertentu (unsur hara makro primer
maupun makro sekunder) yang ditunjukkan oleh tanaman, kemudian solusi pemberian
pupuk untuk mengatasi hal tersebut, beserta contoh-contoh pupuk yang banyak
digunakan pada tanaman buah, serta cara-cara aplikasi pemupukan yang sederhana
dan mudah dilakukan oleh penanam, khususnya bagi penanam tanaman buah dalam pot
(tabulampot) serta tanaman buah di halaman rumah.
D. Kandungan pupuk dan rumus kimianya
1. NPK
NPK merupakan pupuk yang sangat
banyak digunakan oleh petani maupun perkebunan. Pupuk ini menganduk 3 unsur
hara yang sangat dibutuhkan tanaman seperti N, P dan K. NPK pupuk yang cepat
reaksinya dan tergolong pupuk yang mahal.
Pendukung :
pupuk NPK adalah
salah satu jenis pupuk majemuk yang mengandung sedikitnya 5 unsur hara makro
dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Pupuk ini berbentuk butiran granul
berwarna biru pudar yang biasanya dikemas dalam kemasan plastik. Pupuk NPK
dibuat menggunakan proses Odda melalui pelarutan batuan fosfat menggunakan asam
nitrat. Pupuk NPK hingga saat ini masih diimpor dari
Norwegia oleh karenanya harganya masih tergolong cukup mahal, yakni Rp.
25.000,- per 900 gram-nya. Kendati sangat mahal, pupuk ini terlaris dipasar
Karena khasiatnya cukup baik bagi pertumbuhan tanaman dengan reaksi yang sangt
cepat .
Pupuk NPK Mutiara
mengandung 16% N (Nitrogen), 16% P2O5 (Phospate), 16% K2O (Kalium), 0.5% MgO
(Magnesium), dan 6% CaO (Kalsium). Karena kandungan tersebut pupuk ini juga
dikenal dengan istilah pupuk NPK 16-16-16. Pupuk ini memiliki banyak keunggulan
dibanding pupuk NPK lainnya seperti pupuk NPK Phonska dan pupuk NPK Pelangi. Keunggulan tersebut diantaranya adalah:
- Mengandung unsur hara NPK sekaligus hara mikro CaO dan MgO yang sangat dibutuhkan tanaman.
- Dibuat menggunakan proses Odda sehingga bersifat mobile dan cepat bereaksi pada tanaman.
- Menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada tanah.
- Pengapliaksiannya yang cukup mudah sehingga biaya pemupukan relatif lebih kecil.
Penggunaan pupuk ini tidak terbatas
hanya untuk tanaman tertentu. Baik tanaman pangan, hortikultura, ataupun
perkebunan, semuanya dapat menerima khasiat dan manfaat dari pupuk NPK mutiara ini. Pada tanaman
keras seperti tanaman perkebunan, pupuk ini dapat diaplikasikan dengan
menaburkannya sebanyak satu sendok teh pada tanah di sekitar perakaran tanaman.
Sedangkan untuk tanaman hortikultura penggunaannya dapat dengan diencerkan
terlebih dahulu, baru kemudian dikocorkan ketanaman.
Beberapa
petani hortikultura di Lampung Selatan menggunakan pupuk ini saat pemupukan
awal untuk memacu pertumbuhan tanaman budidaya. Dengan menggunakan pupuk NPK Mutiara tersebut, dipercaya dapat mencegah
timbulnya berbagai penyakit pada tanaman seperti layu fusarium pada cabe. Hal
ini mungkin terkait kandungan Kalium yang tinggi sehingga daya tahan tanaman
terhadap penyakit menjadi tinggi.
2. Urea
Urea
adalah pupuk anorganik tunggal berkandungan unsur N (nitogen) tinggi. Pupuk
anorganik adalah pupuk buatan pabrik, dibuat dari bahan-bahan kimia berkadar
hara tinggi. Jadi pupuk urea merupakan pupuk sintetis dari senyawa anorganik
yang diproduksi oleh pabrik menggunakan bahan-bahan kimia berkadar hara
nitrogen (N) tinggi.
Pupuk
ini termasuk salah salah satu jenis pupuk higroskopis terutama bentuk prill
sehingga lebih mudah menguap di udara. Bahkan pada kelembaban 73%, urea sudah
dapat menarik uap air dari udara sehingga mudah larut dalam air serta mudah
diserap oleh tanaman. Penyimpanannya juga harus lebih hati-hati dibandingkan
dengan pupuk lain. Simpan di tempat kering tertutup rapat agar lebih tahan lama
serta tidak mudah menguap. Urea lebih mudah berubah menjadi amoniak dan
karbondioksida di dalam tanah. Selain itu juga mudah terbakar oleh sinar
matahari. Untuk menghindari penguapan tinggi pemakaian pupuk ini sebenarnya
lebih efektif jika disemprotkan melalui daun namun penggunaannya harus hati-hati.
Pemberian berlebih tanpa dosis dapat menyebabkan daun tanaman terbakar
(hangus), untuk itu saat melakukan penyemprotan hendaknya menggunakan bentuk
tetesan besar (tidak telalu mengkabut).
-
Pendukung :
1. Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga
dikenal dengan nama carbamide
yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai
adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine.
Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.
Unsur hara Nitrogen yang dikandung
dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangan, antara lain:
Ø Membuat daun tanaman lebih hijau
segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai
peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
Ø Mempercepat pertumbuhan tanaman
(tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
Ø Menambah kandungan protein tanaman
Ø Dapat dipakai untuk semua jenis
tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan
dan usaha perikanan. (Wikipedia,2015)
2. Sumber N berasal dari atmosfer
sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas didalam tanah sebagai
sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada tanaman
jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N
dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad
renik tanah.
Pendukung, Menurut Hardjowigeno
(2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari, Bahan Organik Tanah : Bahan organik
halus dan bahan organik kasar
Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara, pupuk, dan air hujan.
Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara, pupuk, dan air hujan.
Manfaat
dari Nitrogen adalah untuk memacu
pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam
pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain (RAM
2007). Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik.
Bentuk-bentuk organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N.
Tanaman
menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat
menyerap adalah NH4, dan urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam
siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan
bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali
scbagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian
dan bertambah lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena
pengendapan.
3.
Za
(Zwavelzure ammoniak)
Pupuk anorganik ZA adalah pupuk buatan yang dirancang untuk memberi tambahan
hara nitrogen dan belerang untuk tanaman. ZA adalah singkatan
dari istilah bahasa Belanda, Zwavelzure
ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Bentuk pupuk ini seperti butiran kristal
mirip garam dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah
menyerap air) tapi tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah
larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ZA berpotensi menurunkan
pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam
penyimpanan dan pemakaiannya.
-
Pendukung :
Ø Pupuk
za adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberikan tambahan hara
nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama Za adalah singkatan dari bahasa jepang
Zwayelzure ammoniak yang berarti
ammonium sulfat (NH4SO4). Za merupakan pupuk yang
memiliki bentuk butiran Kristal mirip garam dan terasa asin. Za pupuk yang
mudah menyerap air meskipun tidak sekuat urea. Pupuk urea mengandung belerang
24% (berbentuk sulfat) dan N 21% (Amonium).
Ø Pupuk ZA adalah pupuk
kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara
nitrogen
dan belerang
bagi tanaman.
Pupuk ZA mengandung belerang(S) 24 % dan nitrogen(N) 21 %.Artinya
setiap 100 kg pupuk ZA didalamnya terkandung 24 kg unsur hara S dan 21 kg unsur
hara N. Perbandingan bahan dasar yang sering dipakai adalah 1:2.Artinya
analisis pupuk yang digunakan yaitu S=1 dan N=2. (PIPIT WAHYUNI).
Ø Unsure N dapat kita temukan pada
salah satu pupuk yaitu Urea. Urea merupakan pupuk tunggal yang mengandung 46% N
dan bersifat asam dan mudah laruat, memiliki rumus kimia (NH2)2CO,
berbentuk Kristal dan butir, dan berwarna putih. Pupuk ZA mengandung 21 % N; 24 % S, pupuk majemuk,
bersifat asam dan rumus kimianya
4. TSP
(Tripel Super Phosphate)
Rumus kimia CA(H2PO4)2H2O dan kandungan unsur
haranya mencapai mencapai 44 sampai 52% P2O5.
5. Pupuk
kieserite
Rumus kimia MgSO4.H2O dan
Kandungan usur hara mencapai 27% MgO dan
23% S
6. Pupuk Dolomite
Rumus kimia CaMg(CO3)2
dan kandungan unsur hara mencapai 18 sampai 22% MgO dan 40% CaO
7. Pupuk
HGFB
Rumus
kimia Na2B4O7.5H2O dan Kandungan
unsur hara mencapai 45% B2O5
8. Pupuk COPPER
Rumus kimia CUSO4.5H2O
dan kandungan unsur hara mencapai 25,5% CU dan 12,8% S
9. Pupuk
Zinc
Rumus
kimia ZNSO4.H2O dan kandungan unsur hara
mencapai 36% ZN
10. Pupuk
Ferrum
Rumus
kimia FeSO4.7H2O dan kandungan unsur hara mencapai 19% Fe
11. SP
36
SP36
merupakan pupuk yang mengadung pospor (P) yang berfungsi untuk mengangkut
energy hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembuangan dan pembuahan,
merangsang pertumbhan akar, merangsang pertubuhan biji, dan merangsang
pembelahan sel tanaman dan memperbsar jaringan sel
12. KCL
Rumus kimia KCL dan Kandungan unsur hara mencapai 52
sampai 60% K2O dan 47% CL.
13. Rock
phosphate
Rumus kimia CA3(PO4)2 dan kandungan unsur haranya
mencapai 25 samapi 35% P2O5
14. Natrium
nitrat(NN)
Rumus kimia
NANO3 dan kandungan unsur haranya mencapai 16%N dan 26%NA.
E. Bagaimana pupuk diserap oleh tanaman
v Pupuk
yang mengandung unsur hara nitrogen (urea) misalnya, tanaman menyerap unsur ini terutama
dalam bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat menyerap adalah NH4, dan
urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organik
di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral mengalami
imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali sebagai residu tanaman,
hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah
lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena pengendapan.
v Pupuk
yang mengandung unsur hara Magnesium
(Mg) diserap dalam bentuk Mg++ dan merupakan bagian dari hijau daun yang
tidak dapat digantikan oleh unsur lain, Mg terdapat pula sebagai ion dalam
air-sel. Kadarnya di bagian vegetatif lebih rendah dari pada kadar Ca, tetapi
pada bagian generatif adalahsebaliknya (Anonimous, 2005).
v Pupuk
yang mengandung unsur hara Potassium/Kalium
(K) kcl misalnya, Kalium diserap dalam bentuk K+.dan Kalium terdapat
didalam sel-sel yaitu sebagai ion-ion didalam cairan sel dan sebagai
persenyawaan adsorptif didalam zat putih telur dari sitoplasma.
§ Pupuk
yang mengandung unsur hara posfor P sp36 misalnya, diserap tanaman
dalam bentuk H2PO4-, HPO4= dan PO43- atau tergantung kepada nilai pH tanah
v Pupuk
yang mengandung unsur hara Calcium (Ca)
Unsur ini diserap dalam Ca++, terdapat sebagai kalsium pectinaat pada
lamela-lamela tengah daridinding-dinding sel.
v Pupuk
yang mengandung unsur hara Iron Fe diserapa dalam bentuk ion feri (Fe 2+).Fe
dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organic ) mineral
olivine(Mg,Fe)2SiO,pirit,siderit(FeCO3,gutit(FeOOH),magnetit(Fe3O4),
hematite(Fe2O3) dan ilmenit (Fe TIO3) besi dapat juga diserap dalam bentuk
khelat,
v Pupuk
yang mengandung unsur hara Copper Cu dalam bentuk ion Cu++ dan munkin dapat
diserap dalam bentuk senyawa kompleks organic , missal Cu-EDTA(Cu-ethilen
diamine tetra acitate acid) dan Cu –DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate
acid ) dalam getah tanaman bik xylem
maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino . Cu
dalam akar tanaman dan dalm xylem >99% dalam bentuk kompleks ,dalam tanah,
Cu berbentuk senyawa dengan S,O,CO3 dan SIO4 misalnya kalkosit
(Cu2S),kovelit(CuS) kalkopirit ((CuFeS2), boronit (Cu5FeS4),luvigit (Cu3AsS4)
terahidrit
v Pupuk
yang mengandung unsur hara Boron B terserap dalam kisi mineral lempung melalui
proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+.
v Pupuk
yang mengandung unsur hara Manganese Mn diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti
hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat
v Pupuk
yang mengandung unsur hara Molybdenum MO diserap dalam bentuk ion MoO4-
v Pupuk
yang mengandung unsur hara Khlor CL diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar
tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas
tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat
tanaman kering.
F. Jenis-jenis pupuk dan gambarnya
a. Pupuk kimia
1.
Pupuk Urea
Kandungan hara utama
|
: N (Nitrogen
|
Kadar hara
|
: 45-47 %
|
Rumus Kimia
|
: CO(NH2)2
|
Indek Garam (IG)
|
: 75,40
|
Warna
|
: Putih
|
Bentuk
|
: Tepung kasar
|
Struktur
|
: Agak keras
|
Higroskopisitas
|
: Tinggi
|
Kelarutan
|
: Tinggi
|
2. Pupuk Za


Kandungan hara utama
|
: N (Nitrogen)
|
Kadar hara
|
: 21%, 25 %
|
Rumus Kimia
|
: (NH4)2SO4
|
Indek Garam (IG)
|
: 68,96
|
Warna
|
: Biru muda
|
Bentuk
|
: Butiran
|
Struktur
|
: Agak keras
|
Higroskopisitas
|
: Sedang
|
Kelarutan
|
: Sedang
|
3. NPK


Kandungan hara utama
|
: N,P,K (Nitrogen, Pospor, Kalium)
|
Kadar hara
|
: 10-10-10 % atau 15-15-15 % dll
|
Rumus Kimia
|
: NH4H2PO4KCl
|
Indek Garam (IG)
|
: 47
|
Warna
|
: Kuning kemerahan merah kecoklatan
|
Bentuk
|
: Butiran
|
Struktur
|
: Agak keras
|
Higroskopisitas
|
: Tinggi
|
Kelarutan
|
: Sedang
|
4. Pupuk SP-36 atau SP-18


Kandungan hara utama
|
: P (Pospor)
|
Kadar hara
|
: 36 % atau 18 %
|
Rumus Kimia
|
: NH4NO3PO4KCl
|
Indek Garam (IG)
|
: –
|
Warna
|
: Putih pucat
|
Bentuk
|
: Butiran
|
Struktur
|
: keras
|
Higroskopisitas
|
: Rendah
|
Kelarutan
|
: Renda
|
5. Pupuk TSP


Kandungan hara utama
|
: P (Pospor)
|
Kadar hara
|
: 48 %
|
Rumus Kimia
|
: Ca(H2PO4)2
|
Indek Garam (IG)
|
: 10,08
|
Warna
|
: Abu-abu tua
|
Bentuk
|
: Butiran
|
Struktur
|
: Agak keras
|
Higroskopisitas
|
: Rendah
|
Kelarutan
|
: Rendah
|
6. Pupuk KCL


Kandungan hara utama
|
: K (Kalium)
|
Kadar hara
|
: 50%, 55% atau 60-62%
|
Rumus Kimia
|
: KCl
|
Indek Garam (IG)
|
: 116,16
|
Warna
|
: Merah bening kotor
|
Bentuk
|
: Butiran Kristal
|
Struktur
|
: keras
|
Higroskopisitas
|
: Sedang
|
Kelarutan
|
: Sedang
|
7. Kieserite


Kandungan hara utama
|
: Mg dan S
|
Kadar hara
|
: 27 % MgO 23 % S
|
Rumus Kimia
|
: MgSO4.H2O
|
Indek Garam (IG)
|
: 116,16
|
Warna
|
: keabu-abuan atau putih
|
Bentuk
|
: Butiran Kristal dan tepung
|
Struktur
|
: sedang
|
Higroskopisitas
|
: Tidak
|
Kelarutan
|
: sulit dan dapat larut
|
8. Copper Sulphate


Kandungan hara utama
|
: Cu dan S
|
Kadar hara
|
: 25,5 % Cu dan 12,8 % S
|
Rumus Kimia
|
: CuSO4-5H2O
|
Indek Garam (IG)
|
: 116,16
|
Warna
|
: biru
|
Bentuk
|
: Kristal
|
Struktur
|
: lembut
|
Higroskopisitas
|
: Mudah
|
Kelarutan
|
: mudah
|
9. Borate NB 1/47


Kandungan hara utama
|
: B
|
Kadar hara
|
: 42 % B205
|
Rumus Kimia
|
: Na2B4O7.5H2O
|
Indek Garam (IG)
|
: 116,16
|
Warna
|
: putih kotor
|
Bentuk
|
: Butiran Kristal
|
Struktur
|
: lembut
|
Higroskopisitas
|
: Sedang
|
Kelarutan
|
: mudah
|
10. Pupuk kalium sulfat
Pupuk ini termasuk dalam golongan
pupuk tunggal karena hanya satu mengandung unsur hara
Cirri-ciri
pupuk
a. Rumus
kimia P2SO4
b. Kandungan
unsur hara mencapai 49 samapai 53% K2O
c. Reaksi
kemasamannya netral sampai agak masam
d. Berbentuk
Kristal
e. Berwarna
puti keabu-abuan
f. Dan
dapat larut dalam air
11. Pupuk Dolomit
Pupuk ini termasuk dalam pupuk majemuk karena mengandung dua unsur
hara yaitu MgO dan CaO
a. Rumus
kimia CaMg(CO3)2
b. Kandungan
unsur hara mencapai 18 sampai 22% MgO dan 40% CaO
c. Reaksi
kemasamannya basa
d. Warna
puti atau puti keabu-abuan
e. Berbentuk
tepung
f. Dan
sukar larut dalam air
12. Pupuk zinc
Pupuk
ini termasuk dalam pupuk tunggal karena
hanya mengandung unsur hara Zn
Cirri-ciri
pupuk ini
a.
Rumus kimia ZNSO4.H2O
b.
Kandungan unsur hara mencapai 36% ZN
c.
Reaksi keasamannya masam
d.
Berwarna Kristal
e.
Dan muda larut dalam air
13. Pupuk Ferrum
Pupuk
ini termasuk dalam pupuk tunggal kerena hanya mengandung satu unsur hara yaitu
Fe
Cirri-ciri pupuk ini
a. Rumus
kimia FeSO4.7H2O
b. Kandungan
unsur hara mencapai 19% Fe
c. Reaksi
keasamannya masam
d. Berbentuk
Kristal
e. Muda
larut dalam air
b. Pupuk organic
Pupuk organic terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1.
Pupuk Kandang
pupuk yang terbuat dari sisa-sisa kotoran ternak diataranya kambing,sapi ,kuda
, ayam,dan kerbau . jumlah Komposisi Unsur Hara Kotoran dari beberapa jenis
ternak yaitu:
Ø
Kuda, andungan unsur
haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat
= Nitrogen 0,05%, Fosfor 0,30% , kalium
0,40%, dan air 75%
Cair =Nitrogen 1,40, Fosfor 0,02% kalium 1,60%
dan air 90%
Ket:
pupuk dari kotoran kuda panas
Ø
Sapi, kandungan unsur
haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat
= Nitrogen 0,40%,Fosfor 0,20%,kalium 0,10% dan air 85%
Cair =Nitrogen 1,00%,Fosfor,0,50%,kalium 1,50%
dan air 92%
Ket:
pupuk dari kotoran sapi panas
Ø
Kerbau, kandungan
unsur haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat
= Nitrogen 0,60%, Fosfor 0,30%, kalium
0,34% dan air 85%
Cair = Nitrogen 1,00% Fosfor 0,15%, kalium 1,50% dan air 92%
Ket:
pupuk dari kotoran kerbau dingin
Ø
Kambing, kandungan
unsur haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat
= Nitrogen 0,60%, Fosfor 0,30% , kalium 1,50% dan air 60%
Cair = Nitrogen1,50%, Fosfor 0,13%, kalium 0,17%
dan air 85%
Ket:
pupuk dari kotoran kambing panas
Ø
Domba, kandungan
unsur haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat
= Nitrogen 0,75%, Fosfor 0,50%, kalium 0,45% dan air 60%
Cair = Nitrogen 0,40%, Fosfor 0,05% kalium 2,10
dan air 85%
Ket:
pupuk dari kotoran domba panas
Ø
Ayam, kandungan unsur
haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat
= Nitrogen 1,00%, Fosfor 0,80%,kalium 0,40% dan air 55%
Cair = Nitrogen 1,00% Fosfor 0,80%,kalium 0,40% dan air 55%
Ket:
pupuk dari kotoran ayam dingin.
2.
Kascing
Kascing adalah merupakan bahan organik hasil
dari kotoran cacing yang bercampur dengan tanah atau bahan organik lainnya.
Pupuk kascing merupakan bahan organik yang cukupbaik karena selain dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya pada tanah yang
kurang subur seperti tanah jenis ultisol, juga tidak mempunyai efek negatif
terhadap lingkungan yang terdapat pada daerah sub tropis basah dimana proses
pelapukan sudah lanjut. Kandungan hara dan sifat kimia kascing lebih beragam
dibanding dengan kompos dan pupuk organik lainnya.kandungan pupuk kascing
adalah C 72%, N 2%, P 1%, K 0,5%, Ca 0,3%, Mg
0,3%, Al 0,05 %, dan Zn 0,08%.
Manfaat pupuk kascing:
a. Dapat
meninkatkan pertumbuhan baik secara vegetative,genertif untuk tanaman hias
sayuran dan bua-buahan
b. Dapat memperbaiki penampilan tanaman menjadi lebih eksotis
(warna bunga, tekstur dan postur pohon)
c. Sangat baik untuk campuran media tanam pada persemaian.
d. Mengandung hormon yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah.
3. Kompos
Kompos
merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah
organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi.
Jenis tanaman yang sering
digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma,
sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak
yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan
ternak yang terbuang, dan cairan biogas.
Beberapa kegunaan kompos
adalah:
a. Memperbaiki struktur tanah dan Memperkuat
kemantapan agregat tanah berpasir
b. Meningkatkan
daya tahan dan daya serap air
c. Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam
tanah
d. Menambah
dan mengaktifkan unsur hara
e. Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya
di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang,
ditandai dengan menurunnya temperatur
kompos (di bawah 400 c)
4. Pupuk Hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk yang terbuat dari jaringan tanaman
hijau, atau dengan kata lain, pupuk hijau adalah pupuk yang memanfaatkan
jaringan tanaman hidup. Dalam hal ini, untuk memanfaatkan pupuk hijau, berarti
harus menyediakan sarana berupa tanaman hidup terutama yang bersifat tidak
mengganggu terhadap kelangsungan hidup atau pertumbuhan dan perkembangan
tanaman utama. Oleh karena itu, tidak semua jenis tanaman bisa dimanfaatkan
sebagai pupuk hijau. Beberapa kriteria yang harus terpenuhi untuk memanfaatkan
jenis tanaman tertentu sebagai pupuk hijau diantaranya adalah memiliki
pertumbuhan yang cepat, memiliki perakaran yang dangkal dengan bagian atas
tanaman rimbun atau sukulen, tanaman tersebut tahan terhadap kekeringan, dan
mampu bertahan hidup jika ditanam di daerah yang miskin kandungan unsur hara
Tanaman dengan laju pertumbuhan cepat dan pertumbuhan sukulen sangat baik digunakan untuk memperbaiki struktur tanah. Kandungan air dan kelembaban yang terdapat pada tanaman tersebut akan mempercepat penguraian oleh mikroba-mikroba dekomposer. Selain itu, jenis tanaman ini dapat berperan sebagai penutup tanah, sehingga mampu mengurangi penguapan atau menghambat kekeringan pada saat musim kemarau.
Manfaat pupuk hijau:
Secara umum,
tujuan dari pemanfaatan pupuk hijau dalam budidaya pertanian dapat dikelompokan
menjadi tiga, yaitu pemanfaatan pupuk hijau sebagai pupuk
organik,. Pemanfaatan pupuk hijau sebagai pupuk
organik bertujuan untuk mengembalikan atau memperbaik struktur tanah dan
memberikan tambahan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan kembalinya
kesuburan tanah diharapkan penyerapan unsur hara oleh akar tanaman lebih
optimal, sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman budidaya dan
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Sementara itu, pemanfaatan pupuk hijau
sebagai tanaman penutup tanah bertujuan untuk mengurangi penguapan air dalam
tanah pada saat musim kemarau dan mengurangi terjadinya pengikisan lapisan
tanah atas pada lahan pertanian. juga
bertujuan untuk mengurangi laju pertumbuhan gulma atau tanaman pengganggu di
sekitar areal penanaman tanaman budidaya. Sedangkan pemanfaatan pupuk hijau
sebagai pohon pelindung tertutama bertujuan untuk mengurangi erosi tanah,
penahan tiupan angin, agar angin yang masuk ke areal budidaya tidak begitu
besar, menekan intensitas sinar matahari yang masuk areal pertanaman, terutama
saat musim kemarau dan terik sinar matahari tinggi.
G. Konfersi pupuk
Pumupukan
merupakan kegiatan yang sangat penting karena akan mendukung pertumubuhan
vegetative dan generative oleh sebab itu maka pemberian pupuk harus sesui deng
kebutuhan tanaman dan mendapatkan keuntungan bagi petani berupa harga pupuk
yang mura tetapi bermanfaat. Meliahat problematika diatas maka terciptalah
konversi pupuk. Konversi pupuk adalah suatu cara yang dilakukan untuk
membandinkan dosis pupuk jika sewaktu-waktu pupuk yang diperlukan tidak
terpenuhi namun ada pupuk lain memeliki unsur hara yang sama baik pupuk tunggal
maupung pupuk majemuk yang dibutukan aleh tanaman kelapa sawit.
Soal 1. Cara Penggunaan Pupuk Majemuk atau NPK yang diganti
menggunakan Pupuk Tunggal
Soal:
-
Pupuk Majemuk, contohnya pupuk NPK 15 : 15 : 15 artinya kandungan unsur haranya
15 % N, 15 % P, 15 % K.
Jawab:
-
Maka setiap 1 kg pupuk NPK mengandung unsur
hara = 0,15 kg N, 0,15 kg P dan 0,15 kg K
Jadi 1 kg pupuk NPK, yaitu :
a. Bila
digantikan kebutuhan unsur N dengan pupuk Urea
: 100/46 x 0,15 kg N = 0,326 kg urea.
- Bila
digantikan kebutuhan unsur N dengan pupuk ZA : 100/21 x 0,15 kg N = 0,714 kg ZA
b. Bila
digantikan kebutuhan unsur P dengan pupuk TSP
: 100/48 x 0,15 kg P = 0,312 kg TSP
- Bila digantikan kebutuhan unsur P dengan
pupuk SP36 : 100/36 x 0,15 kg P = 0,416 kg SP36
- Bila digantikan kebutuhan unsur P dengan
pupuk RP : 100/25 x 0,15 kg P = 0,6 kg
RP
c. Bila
digantikan kebutuhan unsur K dengan pupuk MOP : 100/60 x 0,15 kg K = 0,25 kg
MOP
contoh 2. Pembelian Pupuk
Yang lebih murah Dan Dapat memenuhi kebutuhan unsur P bagi Sawit
Soal:
Petani
direkomendasikan memupuk unsur P per pokok sebanyak 0,72 kg P (Phospate) /pkk.
Yang ada di pasaran yaitu:
SP36 :
36 % P2O5 seharga Rp.200.000/50kg = Rp.4.000/kg
Rock
phospate: 25% P2O5 seharga Rp. 60.000/50 kg = Rp.1.200/kg
Maka
kebutuhan unsur P untuk kebutuhan pupuk Per pokok sawit, adalah:,,,
Ø Bila
menggunakan SP36 cara menghitungnya :
0,72 kg/pokok x 100%
36
= 2 kg SP 36/ pokok yang
diberikan
Ø Bila
menggunakan RP cara menghitungnya :
0,72
kg/pokok x 100%
25
=
2,88 kg RP/ pokok yang diberikan
Maka pupuk yang lebih mura
untuk dipergunakan adalah Pupuk Rock Phospate,yaitu :
Harga
pupuk Rock Phospate lebih murah karena hanya menggunakan 2,88 kg RP/pokok
Dengan
harga Rp. 1200 x 2,88 Kg = Rp. 3.456
untuk satu pokok
Sedangkan
SP 36 Harga Rp.4000/kg x 2 kg/pkk = Rp.
8000 untuk satu pokok.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini membahas pemupukan dari
setiap pembahas diatas maka dapat kita mengambil keputusan sebagi berikut :
1. Pupuk
merupakan suatu yang diberkan pada tahan untuk memperbaiki sifat fisik, biologi
dan kimia tanah.
2. Setiap
peneglolaan tanah harus berdaskan prinsip pemupukan
3. Pemupukan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan tanah
4. Tanah
yang telah dikelolah harus diberikan pupuk karena tanah tersebut telah miskin
hara disebakan oleh tanaman telah menyerap sebagian dari hara tanah untuk
bertahan hidup.
5. Pupuk
terbagi atas jumlah unsure hara, asal usul haranya dan sebagainya.
6. Pemahaman
mengenai pemupukan pupuk sangat membantu dalam dunia budidaya.
B. Saran
1. Dalam
pemelakuakan pemupukan sangat lah penting mengetahui jenis, asal usul dan
kandungan pupuk tersebut
2. Bacalah
petunjuk sebelum melakuakan pemupukan
3. Lakuakanlah
pemupukan denga dosis yang benar
Lampiran
1.
Tabael
Pupuk
1
Jenis pupuk
|
Rumus kimia
|
Kadar hara utama
|
Reaksi kemasaman
|
Bentuk
|
Warna
|
Kelarutan dalam air
|
Higroskopisitas
|
UREA
|
(NH2)2CO
|
42 – 46%
N
|
Sedikit
masam
|
Kristral
dan butir
|
Putih
|
Mudah
larut
|
Higroskopis
pada kelembaban nisbi 73%
|
TSP (Triple
super phosphate)
|
Ca(H2PO4)2.H2O
|
44-48% P2O5
|
Netral
|
Butiran
(granul)
|
Abu-abu
|
Dapat
larut
|
Tidak
higroskopis
|
Fosfat
Alam (RP=Rock phosphate)
|
Ca3(PO4)2
|
Sangat
beragam tergantung sumbernya. 25 – 38% P2O5
|
Netral
sampai basa
|
Tepung
(serbuk)
|
Tergantung
sumbernya. Abu-abu keputihan, merah
kecoklatan
|
Kelarutan
sangat rendah
|
Tidak
higroskopis
|
Kalium
Chlorida (MOP=Muriate of potash)
|
KCl
|
60 – 62%
K2O, dan 47 % Cl
|
Netral
sampai agak masam
|
Kristal
|
Merah,
putih kotor
|
Dapat
larut
|
Kurang higroskopis, pada kelembaban nisbi 84%
|
Kieserite
|
MgSO4.H2O
|
27% MgO dan 23% S
|
Agak masam
|
Tergantung sumbernya: Kristal dan
tepung
|
Putih keabu-abuan, atau putih
|
Tergantung sumbernya: Agak sukar
larut sampai dapat larut
|
Tidak higroskopis
|
2. Table Pupuk
Jenis
pupuk
|
Rumus
kimia
|
Kadar
hara utama
|
Reaksi
kemasaman
|
Bentuk
|
Warna
|
Kelarutan
dalam air
|
Higroskopisitas
|
Dolomite
|
CaMg(CO3)2
|
18-22% MgO, dan 40% CaO
|
Basa
|
Tepung
|
Putih atau putih keabu-abuan
|
Sukar larut
|
Tidak higroskopis
|
HGFB
|
Na2B4O7.5H2O
|
45% B2O5
|
Kristal
|
Putih kotor
|
Mudah larut
|
Higroskopis
|
|
Copper
|
CuSO4, 5H2O
|
25,5% Cu dan 12,8% S
|
Masam
|
Kristal
|
Biru
|
Mudah larut
|
Higroskopis
|
15:15:6:4
|
15%N, 15%P2O5,
6% K2O, 4% MgO
|
Netral sampai agak masam
|
Butir (granul)
|
Coklat Kemerahan
|
Mudah larut
|
Agak higroskopis
|
|
12:12:17:2
|
12%N, 12%P2O5,
17%K2O, 2%MgO
|
Netral sampai Agak Masam
|
Butir (granul)
|
Merah Kecoklatan
|
Mudah larut
|
Agak higroskopis
|
LAMPIRAN
A. N
(Nitrogen)
SIKLUS
NITROGEN

1.
Kekurangan unsur hara Nitrogen
(N)
Ø Warna daun hijau agak
kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun
menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga
seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah
yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
Ø Pertumbuhan tanaman lambat dan
kerdil
Ø Perkembangan buah tidak sempurna
atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya
Ø Dapat menimbulkan daun penuh dengan
serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri
berukuran kecil-kecil
Ø Dalam keadaan kekuranagan yaparah,
daun menjadi kering, dimulaidari bagian bawah terus ke bagaian atas.
2. Kelebihan
unsur hara Nitrogen (N)
Warna
daun terlalu hijau , tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi
lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu
menyebebkan rentan serangan cendawan dan penyakit , dan mudah roboh. Produksi
bungamenurun.
B. P (fosfor)
SIKLUS FOSFOR

1.
Kekurangan unsur P
Pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna
keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ).
Ø Terhambatnya
pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
Ø Warna daun
seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula
terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun,
cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi
kuning.
Ø Hasil
tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak
jelek dan lekas matang
2.
Kelebihan unsur hara Fosfor (P)
Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur
mikro seperti besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya
tidak terlihat secara fisik pada tanaman.
C.
Kalium (K)
Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil
asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Meningkatkan daya tahan/kekebalan
tanaman terhadap penyakit.
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
1. Kekurangan
unsur hara Kalium (K)
Defisiensi/kekurangan
Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang
ditampakkan ketika tanaman masih muda.
Ø Daun-daun berubah jadi mengerut
alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang
mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung
dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara
tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah
coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak
bergerigi dan kemudian mati
Ø Batangnya lemah dan pendek-pendek,
sehingga tanaman tampak kerdil
Ø Buah tumbuh tidak sempurna, kecil,
mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
Ø Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah
mudah gugur
Ø Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya
sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.
D. Calcium Ca
Merupakan bagian penting dari dinding sel dan sangat penting
untuk menunjang proses pertumbuhan.Kalsium adalah untuk menyusun klorofil.
Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel meristem.
Kekurangan kalsium mengakibatkan terjadinya disintegrasi
padaujung-ujung tanaman (ujung batang, akar, dan buah) sehingga ujungnya
menjadi mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan tumbuh abnormal.
1.
Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
Ø Daun-daun
muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan
tepi-tepinya klorosis (berubah
menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun,
jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
Ø Kuncup-kuncup
muda yang telah tumbuh akan mati
Ø Pertumbuhan
sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
Ø Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan
menderita
2.
Kelebihan unsur hara Kalsium (Ca)
Kelebihan
K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat.
sehingga tanaman mengalami defisiensi.
E. Magnesium
(Mg)
Merupakan penyusun utama khlorofil yang menentukan laju
fotosintesa / pembentukan karbohidrat.
Berfungsi
untuk transportasi fosfat. menciptakan warna hijau pada daun. Kekurangan
magnesium yaitu menguningnya daun yang dimulai dariujung da bagian bawah daun.
1. Kekurangan
unsur hara Magnesium (Mg)
Ø Daun-daun tua mengalami klorosis
(berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang
tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara
tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan
bercak-bercak merah kecoklatan
Ø Daun-daun mudah terbakar oleh
teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak
yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut
Ø Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji
kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.
2. Kelebihan
unsur hara Magnesium (Mg)Kelebihan
Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
F. Belerang/
Sulfur (S)
1. Kekurangan
unsur hara Belerang (S)
Ø Daun-daun muda mengalami klorosis
(berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun
muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak
merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya
Ø Perubahan warna daun dapat pula
menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau,
seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa
tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan,Tea Yellow, atau,yellow Disease,
Ø Tanaman tumbuh terlambat, kerdil,
berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter
kecil
Ø Pada tanaman tebu yang menyebabkan
rendemen gula rendah
Ø Jumlah anakan terbatas.
G. Ferrit/besi (Fe)
Berfungsi untuk pembentukan klorofil. berperan pada
proses-proses fisiologis tanaman seperti proses pernapasan, selain itu besi
berfungsi sebagai aktifator dalam proses biokimia didalam tanaman, dan
pembentuk beberapa enzim. Gejala kekurangan besi pada tanaman dapat menimbulkan
korosi, lembaran daun menjadi kuning/pucat. Dalam jumlah tertentu besi menjadi
racun bagi tanaman. Besi tersedia dalam tanah berkisar 2-150ppm. Dan kebutuhan
normal tanaman berkisar 40-250ppm.
1. Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang
terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian
dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang
tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan
yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah
yang tanahnya banyak mengandung kapur.
Ø Gejala-gejala
yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau
pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau
serta jaringan-jaringannya tidak mati
Ø Selanjutnya
pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi
kuning dan ada pula yang menjadi putih
Ø Gejala
selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak
yang menjadi kering dan berjatuhan
Ø Pertumbuhan
tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari
pucuk.
2. Kelebihan unsur hara Besi (Fe)
Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan
nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.
H. Mangan (Mn)
Mangan (Mn) Untuk penyusunan
klorofil, perkecambahan, dan pemasakan buah.
Fungsi adalah berfungsi dalam pembelahan sel, di gunakan dalam proses pernapasan dan fotosintesis. Ciri kekurangan Mn biji yang terbentuk akan sangat jelek, daun menguning dan beberapa jaringan akan mati. Gejala Kekurangan berupa daun akan tampak berwarna gelap dan muda, perkembangan kuncup akan mengalami kegagalan, dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Fungsi adalah berfungsi dalam pembelahan sel, di gunakan dalam proses pernapasan dan fotosintesis. Ciri kekurangan Mn biji yang terbentuk akan sangat jelek, daun menguning dan beberapa jaringan akan mati. Gejala Kekurangan berupa daun akan tampak berwarna gelap dan muda, perkembangan kuncup akan mengalami kegagalan, dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala
kekurangan Besi (Fe) pada tanaman, yaitu:
Ø Pada
daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi
klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih
Ø Tulang-tulang
daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang
Ø Jaringan-jaringan
pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut
mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh
sehingga daun tampak menggerigi
Ø Pertumbuhan
tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang
dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai
Ø Pada
tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
Ø Pembentukan
biji-bijian kurang baik (jelek).
I. Tembaga/Cupprum (Cu)
Belum banyak diketahui, namun
tembaga berfungsi untuk pembentukan klorofil.
Ciri kekurangan tembaga daun tidak merata dan daun sering layu, malah terkadang klorosis.
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) seringkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
Ciri kekurangan tembaga daun tidak merata dan daun sering layu, malah terkadang klorosis.
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) seringkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
Ø Pada bagian daun, terutama daun-daun
yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang
ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula
Ø Ujung daun secara tidak merata
sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun
jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
Ø Pada tanaman jeruk kekurangan unsur
hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar,
ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat
Ø Pada bagian buah, buah-buahan
tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan
sejenis perekat (gum).
J. Seng/zink
(Zn)
Seng
Memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi
untuk membebtuk hormon tumbuh. Unsur seng didalam tanaman tidak dapat
dipindahkan dari jaringan tua ke jaringan yang muda sehingga gejala defisiensi
akan terlihat lebih awal pada daun muda.
Kekurangan
unsur hara Seng/Zincum (Zn)
Ø Terjadi penyimpangan pertumbuhan
pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
-
Bentuknya
lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
-
Klorosis
terjadi di antara tulang-tulang daun
-
Daun
mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di
bagian bawah menuju ke puncak
Ø Pada padi sawah gejala terlihat 2 –
4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian tengah daun.
Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka
Ø Pada tanaman jagung gejala terlihat
1 – 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda
menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang
tepi daun tetap hijau.
Ø Pada kacang tanah gejala terlihat
setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di antara urat-urat dan
nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau.
Tanaman kerdil dan polong sedikit.
Kekurangan unsur ini ditandai dengan daun berwarna aneh-aneh misal kekuning-kuningan atau pada daun yang sudah tua berwarna kemerahan . Kalau diperhatikan dengan seksama cabang dan batangpun ikut terkena bencana yang mengakibatkan terdapatnya lubang kecil-kecil.
Kekurangan unsur ini ditandai dengan daun berwarna aneh-aneh misal kekuning-kuningan atau pada daun yang sudah tua berwarna kemerahan . Kalau diperhatikan dengan seksama cabang dan batangpun ikut terkena bencana yang mengakibatkan terdapatnya lubang kecil-kecil.
K. Boron (B)
Unsur
ini berfungsi menangkut karbohidrat kedalam tubuh tanaman dan
menghisap unsur kalsium.
Ø Berfungsi dalam perkembangan
bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif.
Ø Pada tanaman penghasil biji
unsur ini berpengaruh terhadap pembagian sel.
Ø Menaikkan mutu tanaman sayuran dan
tanaman buah.
Kekurangan
unsur boron paling nyata tampak pada tepi-tepi daun yaitu gejala klorosis,
mulai dari bagian bawah daun. daun yang baru muncul terlihat kecil dan
tanaman agak kerdil cabang tumbuh sejajar. kuncup-kuncup mati dan berwarna
hitam. Kekurangan unsur ini menimbulkan penyakit fisiologis , khususnya
pada atanaman sayur dan buah, pada tanaman semangka biasanya ditandai dengan
pertumbuhan batang muda yang tegak berdiri, ruas pendek, daun mengecil, dan
bila terkena angin batang muda tersebut mudah patah dan mengeluarkan cairan
berwarna kecoklatan, pada tanaman sayur dan buah kekurangan unsur bini
agak sulit dibedakan dengan tanaman yang terkena serangan virus. Dan pada
tanaman jagung kekurangan unsur ini bisa mengakibaatkan tongkol tanpa biji sama
sekali ( mirip jagung yang tidak terbuahi).
L. Klorin
(Cl)
Klorin
diperlukan untuk osmosis dan keseimbangan ionik sel bagian dari regulasi
energi, juga memainkan peran dalam fotosintesis. Unsur ini diserap tanaman
dalam bentuk ion Cl- keberadaannya tidak dihasilkan dari metabolisme
tanaman,dan fungsi lain berkaitan dengan pengaturan tekanan osmosis didalam sel
tanaman.
Gejala kekurangan Cl biasanya menimbulkan pertumbuhan akar yang tertekan, daun layu dan berwarna kuning.
Gejala kekurangan Cl biasanya menimbulkan pertumbuhan akar yang tertekan, daun layu dan berwarna kuning.
1. Kekurangan
unsur hara Klorida (Cl)
Ø Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan
daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang
sehat dan berwarna tembaga
Ø Kadang-kadang pertumbuhan tanaman
tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
M.
Cobalt (Co)
Cobalt
untuk Fiksasi nitrogen dalam penyerapan unsur N (Nitrogen), Cobalt dapat
digantikan perannya dengan Natrium (Na), dan Molibdenum (Mo). kelebihan kobalt jauh lebih tinggi
untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi.
Tingkat
kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi. Kekurangan mengurangi pembentukan
hemoglobin dan fiksasi nitrogen.
N. Molibdenum
(Mo)
Sebagai
kofaktor pada beberapa enzim penting untuk membangun asam amino. berperan
sebagai pengikat nitrogen yang bebas diudara untuk pembentukan protein
dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman.
Gejala kekurangan unsur Mo yakni daun berubah warna keriput dan melengkung seperti mangkok, muncul bintil-bintil kuning disetiap lembaran daun dan akhirnya mati sehingga pertumbuhan tanaman terhenti. Ketersediaan Mo dalam tanah antara 0,05-0,5 ppm sedang kebutuhan normal pada tanaman 0,2-1 ppm. Bayam dan bawang adalah jenis tanaman yang sangat peka kekurangan Mo.
Gejala kekurangan unsur Mo yakni daun berubah warna keriput dan melengkung seperti mangkok, muncul bintil-bintil kuning disetiap lembaran daun dan akhirnya mati sehingga pertumbuhan tanaman terhenti. Ketersediaan Mo dalam tanah antara 0,05-0,5 ppm sedang kebutuhan normal pada tanaman 0,2-1 ppm. Bayam dan bawang adalah jenis tanaman yang sangat peka kekurangan Mo.
O. Natrium
(Na)
Sebagai
keseimbangan ion pada regulasi energi untuk membuka dan menutupnya stomata. Kelebihannya Terlibat dalam osmosis
(pergerakan air) dan keseimbangan ion padatumbuhan. Salah satu kelebihan efek
negatif Na adalah bahwa itu mengurangi ketersediaan K dan kekurangannya daun-daun tenaman bisa
menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.
P. Silicon
(Si)
Tersimpan
dalam dinding sel yang mengakibatkan sifat mekanis sel yaitu kaku atau elastis.
1. Kelebihan
Si dapat
meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan menginduksi
ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen dari dinding
sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan lebih kuat, meningkatkan
panas dan kekeringan tanaman toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di
tempat infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur
menyerang dan kekurangannya dapat
mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.
Q. Nikel
(Ni)
Pada
tanaman Keras/tumbuhan tingkat tinggi sebagai aktivasi urease (enzim yang
berperan dalam metabolisme Nitrogen untuk proses perombakan urea). Pada tanaman
tingkat rendah, sebagai kofaktor beberapa enzim. Perannya dapat digantikan
dengan Seng (Zn) dan Besi (Fe).
1.
Kelebihan
Diperlukan
untuk enzim urease untuk menguraikan urea untukmembebaskan nitrogen ke dalam
bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel Nikel diperlukan untuk
penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa
tambahan nikel akanberangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan sekitar saat
mereka dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi.
LAMPIRAN
A.
Aplikasi
Pemberian Pupuk
Salah satu hal yang penting dalam proses
pemupukan adalah cara pemberian pupuk yang benar. Dengan cara yang benar,
pemberian pupuk memberikan hasil nyata karena pupuk dapat terserap baik oleh
tanaman, dengan demikian pemanfaatan unsur hara yang terkandung dalam pupuk
dapat dimaksimalkan oleh tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman itu sendiri. Kesalahan dalam cara pemberian pupuk akan mengurangi
efisiensi dan efektifitas pupuk, sehingga akan timbul kerugian dari sisi waktu
dan biaya, serta manfaat pupuk yang kurang maksimal bagi tanaman.
Proses pemupukan akan sangat menentukan
keberhasilan produksi tanaman, selain jenis pupuk yang tepat, cara aplikasi
pupuk yang efektif dan efisien akan meningkatkan
keberhasilan pemupukan.
1.
Pemupukan melalui akar tanaman
yaitu pemberian pupuk yang bertujuan untuk menambah kandungan hara yang
dibutuhkan oleh tanaman melalui akar dan dengan penambahan hara ini tanaman
akan tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan.
a.
Pemupukan dengan cara sebar (broadcasting) : cara ini adalah cara
yang paling sederhana karena pupuk diberikan ke media tanam dengan cara disebar
di atas permukaan media saat pengolahan tanah (biasanya dilakukan pada tanaman
semusim seperti padi dan kacang-kacangan yang ditanam di sawah), sehingga pupuk
tercampur merata dengan tanah. Pemupukan dengan cara sebar ini berpotensi
tinggi merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman pengganggu (gulma) serta tingkat
fiksasi atau pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah. Cara sebar dilakukan
jika :
§ Populasi tanaman cukup tinggi akibat aplikasi jarak tanam
yang rapat
§ Sistem perakaran tanaman yang menyebar di dekat permukaan
tanah
§ Volume pupuk yang digunakan berjumlah banyak
§ Tingkat kelarutan pupuk yang tinggi agar dapat terserap dalam
jumlah banyak oleh tanaman
§ Tingkat kesuburan tanah yang relatif baik
b.
Pemupukan pada tempat tertentu
(placement), berbentuk seperti
barisan lurus di antara larikan atau barisan tanaman, membentuk garis lurus,
atau membentuk lingkaran di bawah tajuk tanaman. Alur pemupukan dibuat dengan
membuat semacam kanal dangkal sebagai tempat pupuk dengan mencangkul tanah
selebar kurang lebih 10cm dengan kedalaman kurang lebih 10 cm dari permukaan
tanah. Setelah pupuk diletakkan di dalam alur, kemudian ditutup kembali dengan
tanah. Ada juga beberapa aplikasi lain yang memodifikasi cara ini ini, misalnya
dengan cara membuat sejumlah lubang sedalam dan dengan jumlah lubang tertentu
menggunakan tugal atau linggis melingkar di bawah tajuk kemudian pupuk diisikan
ke dalam lubang lalu lubang ditutup tanah kembali. Pemupukan dengan cara ini
dilakukan dengan alasan :
§ Kesuburan tanah relatif lebih rendah (tanah tegalan atau
kebun)
§ Populasi tanaman lebih rendah karena jarak tanam lebih lebar
§ Volume pupuk yang digunakan berjumlah lebih sedikit
§ Volume akar tanaman sedikit dan tidak menyebar
2.
Pemupukan melalui daun (spraying, foliar application) : massa
pupuk dalam jumlah tertentu dilarutkan ke dalam air dan campuran pupuk dengan
air ini menghasilkan larutan pupuk dengan konsentrasi sangat rendah (kurang
dari 0,05%. Larutan pupuk ini kemudian ini disemprotkan langsung ke daun-daun
tanaman, menggunakan alat semprot volume rendah (hand sprayer), volume sedang (sprayer
gendong), maupun volume besar menggunakan mesin kompresor, bahkan menggunakan
pesawat terbang kecil untuk hamparan pertanaman yang luas. Berbeda dengan
pemupukan melalui akar, pemupukan melalui daun harus memperhatikan beberapa hal
:
a.
Konsentrasi pupuk harus dibuat mengikuti
petunjuk pemakaian pada label kemasan pupuk, dengan konsentrasi kepekatan pupuk
berada pada kisaran angka 0,01% (1 gram pupuk padat dilarutkan ke dalam 1000 cc
air) hingga konsentrasi maksimum 0,05% (5 gram pupuk padat dilarutkan ke dalam
1000 cc air). Larutan pupuk yang terlalu pekat akan menyebabkan plasmolisis, yaitu peristiwa di mana
cairan dalam sel-sel daun dengan konsentrasi lebih rendah akan tersedot keluar
sel untuk menyatu dengan larutan pupuk sehingga sel-sel yang kehilangan cairan
menjadi mati dengan gejala seperti terbakar. Karenanya penggunaan konsentrasi
larutan pupuk yang rendah sangat dianjurkan dan hal ini dapat dikompensasikan
dengan cara meningkatkan frekuensi pemupukan agar efisiensi dan efektifitas
pemupukan melalui daun menjadi lebih tinggi (misalnya : konsentrasi pupuk 0,05%
dilakukan setiap 14 hari sekali diubah menjadi konsentrasi larutan pupuk 0,03%
dilakukan setiap 7 atau 10 hari sekali selama periode pemupukan dilakukan).
b. Faktor
penguapan larutan pupuk akibat tingginya suhu lingkungan harus menjadi
pertimbangan saat aplikasi, oleh karena itu idealnya pemupukan dilakukan saat
matahari tidak sedang bersinar dengan terik. Sebelum jam 8 pagi atau sesudah
jam 4 sore adalah waktu yang ideal untuk menyemprotkan larutan pupuk agar pupuk
dapat terserap daun dengan baik dan mengurangi resiko larutan pupuk yang
menguap akibat suhu lingkungan yang tinggi.
c. Umumnya,
mulut daun (stomata) menghadap ke
bawah, karenanya pupuk diberikan dengan cara menyemprotkan larutan pupuk pada
daun bagian bawah terlebih dahulu kemudian diikuti pembasahan larutan pupuk seluruh
permukaan daun.
d. Jangan
mengaplikasikan pupuk daun jika pada pucuk tanaman tumbuh tunas-tunas baru yang
masih rentan terhadap pengaruh pupuk daun, apalagi jika konsentrasi pupuk daun
cukup pekat, dapat dipastikan tunas-tunas muda akan mengering dan hangus
seperti terbakar. Tunggu hingga daun terbuka dan berkembang sempurna agar pupuk
daun daun dapat diaplikasikan. Saat tunas-tunas muda bermunculan, hanya pada
daun-daun yang telah terbentuk sempurna di bagian bawah saja yang dapat
disemprot dengan larutan pupuk daun.
e. Aplikasi
penyemprotan pupuk daun pada musim penghujan dapat dilakukan setidaknya 2 jam
sebelum perkiraan hujan akan turun agar larutan pupuk pada daun tidak habis
tercuci dan sebagian besar larutan pupuk telah terserap dengan baik.
f. Hindari
aplikasi penyemprotan pupuk daun secara langsung pada bunga yang sedang mekar
pada tanaman karena dapat dipastikan bunga dan bakal buah akan rontok beberapa
waktu kemudian. Aplikasi pupuk daun dapat dilakukan pasca persarian selesai dan
telah terbentuk bakal buah, dengan menggunakan pupuk daun berkadar fosfat dan
kalium tinggi.
g.
Pada tanaman muda yang baru dipindah tanamkankan
(transplanting), baik pindah tanam ke
pot yang lebih besar (repotting)
maupun tanaman muda yang ditanam di lahan. Setidaknya sebulan setelah pindah
tanam, pupuk daun baru dapat diaplikasikan ke tanaman muda tersebut.
3. Pemupukan
melalui air siraman : pada pertanaman yang terbatas (jumlah tanaman dan luasan
pertanaman), pemupukan melalui akar dapat dimodifikasi dengan mengubah bentuk
pupuk padatan menjadi cairan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air, dengan
batas kepekatan atau konsentrasi tertentu yang aman dan tidak menyebabkan plasmolisis bagi akar tanaman. Pupuk
yang telah berubah bentuknya tersebut kemudian diberikan ke tanaman sekaligus
sebagai air siraman. Metode ini banyak direkomendasikan oleh pabrikan pupuk karena
pupuk-pupuk generasi baru umumnya bersifat water
soluble (sangat mudah larut dalam air) dengan ampas sisa pupuk yang tidak
terlarut berjumlah sangat sedikit. Pemuoukan dengan cara ini mempunyai beberapa
kelebihan :
a.
Pemberian nutrisi secara
lengkap dapat dilakukan dengan baik dengan melihat kebutuhan tanaman,
berdasarkan jenis-jenis tanaman dan fase pertumbuhannya
b.
Dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah kesuburan tanah yang mengalami kekurangan hara-hara tertentu
c.
Efisiensi pemupukan dapat
ditingkatkan karena meningkatnya daya serap akar tanaman terhadap pupuk dalam
bentuk larutan
d.
Efektifitas pemupukan dapat
terlihat nyata dengan meningkatnya kualitas pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
e.
Kualitas buah yang dihasilkan
dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dengan memberikan pupuk tertentu
f.
Media pertumbuhan tanaman tetap
bersih dan relatif bebas dari penyakit akibat aplikasi pemupukan yang terjadwal.
LAMPIRAN
A. Tips Pemupukan Buah
1. Pilih
jenis pupuk dengan komposisi hara yang tepat dan sesuai dengan fase pertumbuahan
dan perkembangan tanaman :
a)
Nitrogen dalam jumlah lebih banyak dengan fosfat
dalam jumlah sedang serta sedikit kalium dibutuhkan oleh tanaman muda, tanaman
yang baru transplanting, serta tanaman yang baru tumbuh dalam fase vegetatif
(pembesaran organ-organ).
b)
Nitrogen, Fosfat, dan Kalium dalam jumlah
seimbang (balance fertilizer) dengan
tambahan hara magnesium yang cukup akan sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk
tumbuh dan berkembang maksimum sebelum akhirnya tanaman memasuki periode
generatif untuk berbunga dan berbuah.
c)
Fosfat dalam jumlah lebih banyak dengan kalium
dalam jumlah sedang sangat dibutuhkan oleh tanaman yang akan/segera memasuki
periode generatif untuk berbunga
d)
Kalium dalam jumlah lebih banyak dengan nitrogen
dalam jumlah sedang serta tambahan kalsium dan boron akan sangat membantu untuk
meningkatkan produksi dan kualitas buah : ukuran, warna, tekstur daging,
persentase daging yang bisa dikonsumsi,
rasa, serta daya simpan buah
e) Di luar
pupuk dengan kandungan unsur hara makro yang telah disebutkan di atas, pasokan hara mikro sebaiknya juga menjadi
prioritas dalam pemilihan jenis pupuk meskipun jumlah hara mikro yang
dibutuhkan hanya sedikit. Pupuk yang mengandung hara mikro lengkap biasanya dijual
terpisah dalam kemasan tersendiri, namun beberapa pupuk majemuk dengan
kandungan hara makro telah ditambahi komposisinya dengan beberapa unsur hara
mikro esensial dan digabung menjadi satu dengan kode TE (Trace Element), misalnya : pupuk NPK + Ca+Mg+TE.
2. Dosis
pemupukan terbaik berada pada kisaran jumlah optimal, di mana pada kisaran
minimal masih terjadi kekurangan jumlah pupuk yang sebenarnya dibutuhkan oleh
tanaman, sementara pada kisaran dosis maksimal terjadi pemborosan pupuk dan
kemungkinan kelebihan dosis pupuk tersebut meracuni tanah dan tanaman. Dahulu,
konsep pemupukan pada tanaman buah-buahan yang berumur tahunan adalah setahun
dipupuk 2 kali, diberikan pada awal dan akhir musim penghujan. Dengan konsep
ini tanaman hanya mendapatkan tambahan nutrisi dalam bentuk pupuk sebanyak 2
kali dalam kurun waktu setahun. Jika misalnya diasumsikan jika terdapat tanaman
buah berumur 5 tahun dan tanaman tersebut harus mendapatkan pasokan pupuk
sebanyak 6 kilogram dalam kurun waktu setahun, maka lebih ideal jika
jumlah pupuk yang dibutuhkan tersebut diberikan dengan frekuensi lebih sering,
bervariasi dari 1 kilogram pupuk setiap 2 bulan sekali atau maksimum 2 kilogram
pupuk setiap 4 bulan sekali. Dengan mempertimbangkan rentang waktu pemberian,
maka dosis pupuk per tanaman bisa dikurangi menjadi lebih rendah dengan
frekuensi pemberian yang lebih sering. Dengan frekuensi pemberian pupuk yang
lebih sering, ketersediaan hara dalam tanah dapat dipastikan terus ada
sepanjang fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hal ini akan membantu
tanaman dalam menyelesaikan semua siklus hidup yang harus dijalani secara
sempurna, tanpa harus kehilangan atau kekurangan unsur hara yang dibutuhkan.
Intinya, tanaman membutuhkan ketersediaan hara sepanjang tahun sehingga
penyediaan hara dalam bentuk pupuk harus diberikan secara kontinyu dalam
periode yang lebih singkat dengan dosis yang lebih sedikit.
3. Jangan
memberikan hara yang tidak sesuai dan tidak dibutuhkan oleh tanaman
pada fase pertumbuhan dan perkembanganya.
4. Selalu
berikan pupuk dengan cara aplikasi yang tepat sebagai mana yang telah
dijelaskan pada bagian terdahulu.
5. Kombinasikan
pemupukan lewat akar (dalam bentuk padatan maupun dalam bentuk larutan) dengan
pemupukan lewat daun secara teratur untuk mendapatkan hasil pertanaman yang
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
-
Rizal Hamid. Pemupukan Diperkebuanan Kelapa Sawit. Jambi, 2009.
-
Yuwon Nasih Widya. Kesuburan Tanah.jakarta. 2011.
https://nasih.wordpress.com/2010/06/08/pengertian-pupuk/ Posted on 8
June 2010
- Pipit WAHYUNI. http://zerelpity.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html .Selasa, 04 Desember 2012
-
Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopediabebas, Dipos 25 april 2010.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar