Minggu, 26 April 2015

Referensi Pemupukan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tanah perupakan suatu yang diberikan oleh Tuhan, yang sangat sempurna terutama pada belahan dunia Indonesia. Hampir 80% tanah di indonesi dapat dijadikan sebagai media tanam. Puji syukur yang seharusnya kita panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa karena menjadikan kita sebagai rakyat Indonesia karena tanah Indonesia merupakan tanah yang diincar oleh semua Negara.
Pada tahun 80-an Indonesia dijadikan sebagai tempat utama sebagai tempat penjajahannya karena memiliki pulau yang banyak, strategisnya yang baik dan yang paling utama adalah tanah hampir 70-80% diibaratkan bagai pupuk organic yang kaya akan sifat kimianya, sehinngga apa saja yang ditanam dapat menghasikan produksi yang baik dan banyak.
Tanah diindonesia memanglah sangat baik dan berkualitas, tetapi dengan berkembangnya zaman maka kini yang tunggal hanyalah sejarah. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya pembanggunan, perindutrian dan perkebuan yang menggunakan tanah, oleh karena itu maka hadirlah pemupukan. Pada dahulukala manusia memang telah menggetahui adanya pemupukan dan ada juga pemupukan yang tak disengajakan misalnya pemeliharaan ternak. Secara tidak langsung kotoran ternak yang tersebar diarea pengolahan pertanian akan menjadi pupuk seiring waktu berjalan.
Pemupukan organic telah dikenal dari cicit-moyang kita, dan mereka telah melakukannya. Melihat seiring berkembangnya teknologi dan jumlah petani dan perkebunan sangat meningkat draktis, maka para hali menciptakan pupuk anorganik atau pupuk kimia. Hadirnya pupuk kimia di Indonesia sangat memberikan dampak fositif kepada petani. Peningkatan produksi dan jumlah petani sangat siknifikan dengan pembagunan kota sehingga mengakibatkan persaingan yang sengit.
Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa pupuk kimia membawa perubahan bagi petani, tetapi semua keberhasilan tersebut tidak lepas dari dampak negative. Masyarakat sangat menikmati adanya pupuk kimia, tetapi tidak menyadari dampak kerusakan yang dikibatkan dari refolusi tersebut.
Terjadinya damapak tersebut pemeritah dan masyarakat yang bertanggung jawab melakukan sosialisasi, penelitian, dan sebagainya untuk menciptakan kestabilan dan melakukan perbikan yang sangat dipandang perlu. Timbulnaya kesadaran dan pemahaman maka kini pemerintah dan sebagian masyarakat kembali menggunakan pupuk organik.
Permaslahan ini sangatlah berkepanjangan, hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan peran pemerintah yang tidak menyebarluas oleh karena itu masih banyak diantara kita yang menganggap menggelolah tanah dengan menggunakan pupuk kimia baik tetapi nyatanya hanya kerusukan yang dilakuakan. Pemahaman tentang pupuk organik dan anorganik sangatlah perlu diperhatiakan oleh karena itu dunia pendidikan dan yang berwewenang perlur melakukan hal yang dapat menyebabkan perubahan yang sangat siknifikan.
B.     Tujuan
1.      Mengetahiu dan pemahami pengertian pupuk
2.      Melakukan sosialisasi pupuk
3.      Mempelajari asal usul pupuk
4.      Sebagai acuan pemupukan

  
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pupuk

Pupuk adalah sesuatu yang tak asing lagi bagi orang yang melakukan budidaya dan bagi para petani biasa. Tetapi hal yang sangat yang perlu diperhatikan adalah pemahaman pupuk yang terkadang disalah artikan, kebanyakan petani mengartikan pupuk sebagia sesuatu yang diperuntukkan untuk tanaman, memang pada kenyataannya pupuk diperuntukkan sebagia nutrisi untuk tanaman. Hal yang sering kita lupakan adalah pupuk merupakan sesuatu yang ddiberikan kepada tanah yang bertujuan untuk menggantikan unsur hara pada tanah yang telah diserap oleh tanaman atau bertujuan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi.

Pendukung :

       I.            Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia dan biologis. Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanahharus subur, yaitu memiliki sifat fisis, kimia, dan biologi yang baik. Sifat fisis menyangkut kegemburan, porositas, dan daya serap. Sifat kimia mennyangkut pH serta ketersedian unsur- unsur hara. Sedangkan sifat biologis menyangkut kehidupan mikroorganisme dalam tanah. Seperti makhlukhidup yang lain, tumbuhan memerlukan nutrisi baik zat organik maupun zat anorganik. Nutrisi organik diperoleh melalui proses fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik semuanya diperoleh melalui akar dari dalam tanah dalam bentuk zat-zat terlarut berupa kation dan anion yang mampu masuk ke dalam pembuluh xilem akar.    
Tumbuhan memiliki zat-zat penyusun yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Zat tersebut terdiri atas:
1.      Unsur-unsur esensial, yaitu unsur-unsur yang mutlak diperlukan oleh segala macam tumbuhan (16 unsur). Unsur- unsur ini disebut unsur hara makro dan mikro. Unsur-unsur makro (diperlukan dalam jumlah banyak) yaitu C, H O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Sedangkan unsur-unsur mikro (zat hara tambahan) yaitu Fe, Mn, Cu, Mo, Co, Zn, dan B.
2.      Unsur-unsur non esensial, yaitu unsur tambahan yang hanya diperlukan oleh jenis tumbuhan tertentu, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Antara lain Na, Cl, Al, Si. (Industri Pupuk, 2014).
    II.            Pengertian Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik Pertanian

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2001 tentang “Pupuk Budidaya Tanaman” mencantumkan 3 butir pertimbangan:
1.      Bahwa pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi dan mutu hasil budidaya tanaman;
2.      Bahwa untuk memenuhi standar mutu dan menjamin efektivitas pupuk, maka pupuk yang diproduksi harus berasal dari formula hasil rekayasa yang telah diuji mutu dan efektivitasnya;
3.      Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas dan sebagai pelaksanaan dari Pasal 37 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang “Sistem Budidaya. Tanaman”, perlu mengatur pupuk budidaya tanaman dengan eraturan pemerintah.

Definis pupuk di PP No. 8 tahun 2001 Bab 1 Pasal 1 yaitu, pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis, dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Pada PP No. 8 tahun 2001 tidak dijelaskan tentang definisi pupuk organik, namun definisi pupuk organik telah lebih dahulu tertuang pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 02/Pert/HK.060/2/2006 yaitu, pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Permentan, 2006).





 III.            Pemupukan adalah pemberian pupuk terhadap tanaman. Sedangkan pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak unsur hara. Terlalu sedikit atau terlalu banyak unsur hara dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk yang menjadi alternatif dan mulai popular kembali setelah cukup lama tidak pernah digunakan dalam perkembangan pertanian organik yaitu pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan, dan manusia.(Agro Media Pustaka,2012).
 IV.            Pupuk adalah materi yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang dibutuhkan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Materi pupuk dapat berupa organic ataupun anorganik. Pupuk mengandung bahan baku yang diperluakn pertumbuhan dan perkembangan tanaman., sementara suplemen seperti hormone tumbuhan membantu kelancaran proses metabolism. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos. (Wekipedia,2015)
    V.            Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara  bagi tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam masih melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro, kadar dalam tanaman > 100 ppm), Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro, kadar dalam tanaman < 100 ppm).

Pupuk diberikan agar tanaman (tumbuhan yang diusahakan manusia) dapat  tumbuh, berkembang dan menghasilkan sesuai yang diharapkan. Manusia selalu menuntut lebih terhadap kemampuan tanaman. Rekayasa genetik dan lingkungan di lakukan agar tanaman memberikan kinerja yang lebih baik.  Dengan bantuan hasil tanaman tersebut, unsur yang semula berada dalam tanah masuk ke dalam tubuh manusia.
Tumbuhan tidak memerlukan pupuk. Karena tumbuhan mampu mengambil unsur hara yang tersedia di lingkungan hidupnya. Pada lahan yang tidak terusik manusia, kesuburan tanah selalu meningkat, karena terjadi pelonggokan materi dan energi di tempat tersebut. Mineral dari jeluk yang lebih dalam diangkut ke daun dan digugurkan ke permukaan tanah. Gas-gas di udara terutama CO2 dijerat dan digunakan sebagai penyusun tubuh tumbuhan. 
Tumbuhan selalu hidup bersama dengan lelembut (mikrobia). Serasah tumbuhan menjadi makanan dan sumber energi bagi lelembut tersebut untuk terus bekerja. Hasil perombakan digunakan kembali oleh tumbuhan. Interaksi mineral dan bahan organik yang terus menerus itu, akan diikuti ketersedian hara dan lengas yang makin besar,  sehingga memberikan lingkungan yang terbaik bagi tumbuhan.
Semakin berkurang usikan manusia terhadap suatu lahan, maka lahan tersebut akan bertambah subur. Sebaliknya, semakin banyak usikan semakin banyak pula masukan yang harus diberikan agar lahan tetap subur. Semakin intensif lahan dikelola, semakin banyak pula pupuk yang diperlukan.
B.     Alasan Mengapa Pemupukan dilakukan
Tanah merupakan media tanam yang alami diberikan langsung oleh sang Pencipta. Tanah merupakan media yang sangat banyak digunakan oleh manusia mau itu sebagia areal pembangunan  pemukiman, agronomi dan sebagianya. Hal yang sangat penting diperhatikan adalah pengunaan tanah tersebut, dimana setiap penggunaan tanah memiliki dampak yang sangat merugikan ketika sang pelaku tidak bertanggung jawab, terutama bagian perkebunan.

Pada penggunaan tanah dibidang perkebunan sangat perlu diperhatikan karena akibat dari penggunaan tersebut mengalami kerusakan pada sifat fisik tanah, kimia dan biologi, oleh kerena itu perlu melakukan perbaikan atau pencegahan agar tidak terjadi kerusakan pada tanah yaitu pemupukan.
Pemerintah memandang perlu kegiatan pemupukan pada  areal perkebuan atau sejenisnya  karena sangat berdampak negative pada masakini dan kedepannya, oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang “Sistem Budidaya. Tanaman”, perlu mengatur pupuk budidaya tanaman dengan peraturan pemerintah dan No. 02/Pert/HK.060/2/2006.
I.       Perbaikan sifat fisik dan biologi

Perbaikan sifat fisik tanah merupakan salah satu alasan pemupukan karena pupuk memiliki sifat memperbaiki fisik tanah, contohnya pupuk organik yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik memperbaiki sifat fisik tanah seperti tanah menjadi gembur (tidak padat lagi), memperbaiki warna tanah agar tanah terlihat subur karena salah satu cara yang termudah atau tradisional mengenal tanah yang subur dengan warna, dan sebagainya.

II.    Perbaikan Sifat kimia tanah

Hadirnya pupuk pada dunia perkebunan dan sejenisnya disambut dengan sangat fositif oleh masyarakat terutama pada tujuannya yang memperbaiki sifat kimia tanah karena sifat kimia tanah sangat penting untuk dipertahankan karena akan mempengaruhi hasil produksi tanaman. Pada poin ini pupuk yang diberikan pada tanah akan menggantikan zat kimia yang telah diserap oleh tanaman oleh karena itu perbaikan sifat kimia sangat pentin.

Tujuan lain adalah Memberikan bahan organik berupa kompos atau bokashi hal mutlak perlu dilakukan untuk menyuburkan tanaman, menjaga ekosistem kehidupan didalam tanah membuat tumbuhan tumbuh secara optimum, mengatur tata udara dan air untuk membantuk menyuburkan tanah dan asaran perbaikan ditujukan kepada fisik, kimia dan biologi tanah.

Pendukung :
-          Pemberian pupuk pada tanaman, ketika :
  1. Tanah miskin hara
  2. Pertumbuhan tanaman terhambat walaupun sudah dilakukan penyiangan dan ditemukan gejala kekurangan unsur hara.
  3. Pertumbuhan tanaman perlu dipercepat untuk mengurangi resiko akibat persaingan dengan gulma.
  4. Ingin meningkatkan hasil produksi dan hasil panen
Jenis pupuk yang biasanya digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur hara primer (N, P, K). Namun mungkin saja tanaman juga kekurangan unsur hara lain. Oleh karena ada 3 cara untuk mengetahui tanaman kekurangan unsur hara (deficiency) apa saja, yaitu :
  1. Mengamati gejala-gejala yang muncul dalam pertumbuhan tanaman, apakah normal atau tidak.
  2. Analisis tanah di laboratorium dengan mengambil sample tanah di lapangan
  3. Analisis jaringan tanaman di laboratorium dengan mengambil sample daun tanaman.
Pemupukan dilakukan menjelang atau awal musim hujan. Kalau diperlukan pupuk tambahan pada tahun yang sama, maka dilakukan menjelang akhir musim hujan. Sebelum pemupukan dilakukan, sebaiknya pH tanah diketahui. Jika pH tanah asam, maka perlu diberi kapur kaptan (CaCO3) agar pH tanah naik sehingga pemupukan memberikan respon yang baik pertumbuhan tanaman.
Pada saat tanaman berumur 1-3 bulan, umumnya pemupukan dilakukan. Jika tingkat kesuburan tanah yang diolah makin jelek, maka pemupukan dilakukan lebih awal. Setelah itu diulangi pada umur 6-24 bulan sampai tinggi tanaman melampaui tinggi gulma. Jika perlu dilakukan pemupukan untuk meningkatkan riap volume, maka pemupukan berikutnya diberikan menjelang penjarangan pertama (saat tajuk bersinggungan) untuk pohon yang terpilih (tidak dijarangkan). Kemudian pemupukan berikutnya menjelang penjarangan kedua dan seterusnya sampai batas 5 tahun sebelum ditebang.
C.     Darimana Asal usul pupuk
Kegiatan pemupukan suda tidak asing lagi bagi paraa petani, tettapi kendalanya adalah pengetauhan yang dimiliki sangtalah minim oleh karena itu pembahan dibawaini akan mendukung tentang pemahaman pupuk. Pemahaman pupuk sangatlah penting, untuk mendukung pemahaman tersebut maka pupuk dapat dilihat dari :
I.                   Sumbernya yaitu organik, alam dan sintesis

Pupuk yang dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu besasal dari organic memiliki arti pupuk yang terbuat dari limbah tanaman, kotoran hewan berupa kompos, pupuk hijau, dan cascing sedankan pupuk yang bersal dari alam yaitu pupuk yang terdapat pada alam bebas seperti N(Siklus N), O, Co2 H2O, H, C, S dan sejenisnya, sedangkan pupuk sintesi merupakan pupuk kimia yang bibuat oleh manusia yang mengandung unsure hara yang cukup untuk tanaman.

-          Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobic) (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).
-          Pupuk hijau merupakan pupuk yang terbuat dari jaringan tanaman hijau, atau dengan kata lain, pupuk hijau adalah pupuk yang memanfaatkan jaringan tanaman hidup. Dalam hal ini, untuk memanfaatkan pupuk hijau, berarti harus menyediakan sarana berupa tanaman hidup terutama yang bersifat tidak mengganggu terhadap kelangsungan hidup atau pertumbuhan dan perkembangan tanaman utama.
-          Kascing adalah merupakan bahan organik hasil dari kotoran cacing yang bercampur dengan tanah atau bahan organik lainnya. Pupuk kascing merupakan bahan organik yang cukupbaik karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya pada tanah yang kurang subur seperti tanah jenis ultisol, juga tidak mempunyai efek negatif terhadap lingkungan yang terdapat pada daerah sub tropis basah dimana proses pelapukan sudah lanjut.
II.                Berdasarkan unsurhara yaitu kelompok (mikro dan makro) dan jumlah unsur (tunggal dan majemuk).
Pupuk juga dbedakan dari unsure haranya artinya pupuk berasl dari pupuk berunsurhara mikro atau makro. Unsure hara makro merupakan unsure hara yang dibutuhkan tanam dalam bentuk bayak berupa Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), sedangkan unsurhara pendukunkung yang tak kala pentaing adalah Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si).
Pupuk yang dibedakan berdasarkan jumlah unsure adalah pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal memiliki arti bahwa pupuk yang mengandug satu unsure seperti pupuk urea, sedangkan pupuk majemuk bermanding terbalik dengan pupuk tungga, pupuk majemuk memiliki unsure lebih dari satu seperti pupuk NPK.
III.             Berdasarkan bentuk yaitu padat dan cair
Pupuk dibeadakan atas  bentuk ujudnya berupa padat dan cair, pupuk berupa padat sangat banyak digunakan dilingkungan kita seperti pupuk NPK, Urea dan sejenisnya sedanagkan pupuk cair biasa bersifat hormone dengan cara mengaplikasikannya disemprot pada tanaman atau mediatanamnya yang dibasahi.
IV.             Berdasarkan sifat yaitu asam, netral dan basa.
Penggunaan pupuk juga bergantung pada areal yang ingin kita pupuk, karena pupuk dibedakan juga denag sifatnya yaitu pupuk asam, netral dan basa. Pada areal yang memiliki PH tanah yang masam maka pupuk yang kita gunakan adalah pupuk basa agar tanah tersebut terkelolah sesuai dengan keinginana kita adapun contoh pupuk asam, netral dan basa sebagai berikut : 1) Kieserite(asam), 2) TSP (Netral), dan 3) Dolomite (basa).  
Pendukung :
a.       Berdasarkan sumber asal-usul pupuk :
1.      Pupuk Organik (manure) : semua pupuk yang dibuat dengan menggunakan bahan dari sisa-sia metabolisme, organ hewan maupun tumbuhan. Contoh pupuk ini adalah : kompos daun, belotong tebu, kotoran hewan (kotoran padat maupun cair), dsb.
2.      Pupuk Kimia (fertilizer) : segala pupuk yang dibuat dari bahan-bahan mineral melalui proses pengolahan/sintesa yang dilakukan manusia.
Jika kandungan pupuk organik relatif lebih sulit ditentukan dan bergantung dari sumber bahannya, maka kandungan pupuk kimia relatif lebih mudah diketahui dengan menghitung jumlah bahan-bahan penyusunnya.
b.      Berdasarkan bentuk fisik pupuk :
1.      Pupuk berbentuk padat : semua pupuk yang berbentuk butiran, kristal, remah, atau onggokan seperti batuan yang biasanya diberikan ke tanah atau media tanam, misalnya urea, NPK, MgO, MKP, DKP, Borate, dsb
2.      Pupuk berbentuk cair : semua pupuk yang berbentuk cair atau konsentrat yang biasanya diberikan dalam bentuk semprotan ke daun (foliar application)
c.       Berdasarkan komposisi penyusun pupuk :
1.      Pupuk tunggal : semua pupuk yang mengandung satu unsur hara utama saja (dalam bentuk persenyawaan), misalnya pupuk urea, pupuk TSP (Triple Super Phosphate), pupuk KCl (Kalium Chloride), pupuk MgO (Magnesium Oxide), pupuk Bo, dsb.
2.      Pupuk campur :  adalah campuran pupuk tunggal yang dicampur secara manual, misalnya urea discampur dengan TSP dan KCl. Pupuk campuran mempunyai tingkat keseragaman yang beragam karena dicampur secara manual, di sisi lain, tidak semua pupuk dapat dicampur satu sama lain. Beberapa pupuk campuran juga hanya dapat dilakukan untuk sekali aplikasi dan tidak dapat disimpan.
3.      Pupuk majemuk : semua pupuk yang mengandung minimum dua unsur utama yang saling diperlukan, misalnya pupuk NPK, NPK+CaMg, pupuk MPK, pupuk DKP, pupuk DAP, dsb.

4.      Pupuk majemuk khusus : adalah pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, misalnya dalam bentuk tablet atau pellet. Pupuk jenis ini dibuat customized sesuai keinginan pemesan untuk memupuk tanaman tertentu, dengan harga satuan biasanya lebih mahal, dan efektifitas pemupukan masih memerlukan penelitian lebih lanjut



d.      Berdasarkan kandungan hara/nutrisi :
1.      pupuk makro : semua pupuk yang mengandung unsur hara utama (primer maupun sekunder), yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak, misalnya pupuk yang mengandung hara N (nitrogen), P (phosphate), K (kalium), Ca (calcium), dan Mg (Magnesium)
2.      Pupuk mikro : semua pupuk yang mengandung hara mikro, yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit namun sangat memegang peranan dalam tumbuh kembang tanaman, misalnya pupuk yang mengandung hara Mn (mangan), S (sulfat), Fe (besi), Bo (boron), Si (silikat), Zn (seng), Ni (nikel), Co (kobalt), Cu (tembaga), Mo (molybdenum), Na (natrium), Al (alumunium), dan Cl (klor).

Pada postingan ini, saya hanya ingin fokus pada gejala-gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan unsur hara tertentu (unsur hara makro primer maupun makro sekunder) yang ditunjukkan oleh tanaman, kemudian solusi pemberian pupuk untuk mengatasi hal tersebut, beserta contoh-contoh pupuk yang banyak digunakan pada tanaman buah, serta cara-cara aplikasi pemupukan yang sederhana dan mudah dilakukan oleh penanam, khususnya bagi penanam tanaman buah dalam pot (tabulampot) serta tanaman buah di halaman rumah.






D.    Kandungan pupuk dan rumus kimianya
1.      NPK
NPK merupakan pupuk yang sangat banyak digunakan oleh petani maupun perkebunan. Pupuk ini menganduk 3 unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman seperti N, P dan K. NPK pupuk yang cepat reaksinya dan tergolong pupuk yang mahal.

Pendukung :
pupuk NPK adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang mengandung sedikitnya 5 unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Pupuk ini berbentuk butiran granul berwarna biru pudar yang biasanya dikemas dalam kemasan plastik. Pupuk NPK dibuat menggunakan proses Odda melalui pelarutan batuan fosfat menggunakan asam nitrat. Pupuk NPK hingga saat ini masih diimpor dari Norwegia oleh karenanya harganya masih tergolong cukup mahal, yakni Rp. 25.000,- per 900 gram-nya. Kendati sangat mahal, pupuk ini terlaris dipasar Karena khasiatnya cukup baik bagi pertumbuhan tanaman dengan reaksi yang sangt cepat .
Pupuk NPK Mutiara mengandung 16% N (Nitrogen), 16% P2O5 (Phospate), 16% K2O (Kalium), 0.5% MgO (Magnesium), dan 6% CaO (Kalsium). Karena kandungan tersebut pupuk ini juga dikenal dengan istilah pupuk NPK 16-16-16. Pupuk ini memiliki banyak keunggulan dibanding pupuk NPK lainnya seperti pupuk NPK Phonska dan pupuk NPK Pelangi. Keunggulan tersebut diantaranya adalah:
  1. Mengandung unsur hara NPK sekaligus hara mikro CaO dan MgO yang sangat dibutuhkan tanaman.
  2. Dibuat menggunakan proses Odda sehingga bersifat mobile dan cepat bereaksi pada tanaman.
  3. Menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada tanah.
  4. Pengapliaksiannya yang cukup mudah sehingga biaya pemupukan relatif lebih kecil.


Penggunaan pupuk ini tidak terbatas hanya untuk tanaman tertentu. Baik tanaman pangan, hortikultura, ataupun perkebunan, semuanya dapat menerima khasiat dan manfaat dari pupuk NPK mutiara ini. Pada tanaman keras seperti tanaman perkebunan, pupuk ini dapat diaplikasikan dengan menaburkannya sebanyak satu sendok teh pada tanah di sekitar perakaran tanaman. Sedangkan untuk tanaman hortikultura penggunaannya dapat dengan diencerkan terlebih dahulu, baru kemudian dikocorkan ketanaman.
Beberapa petani hortikultura di Lampung Selatan menggunakan pupuk ini saat pemupukan awal untuk memacu pertumbuhan tanaman budidaya. Dengan menggunakan pupuk NPK Mutiara tersebut, dipercaya dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit pada tanaman seperti layu fusarium pada cabe. Hal ini mungkin terkait kandungan Kalium yang tinggi sehingga daya tahan tanaman terhadap penyakit menjadi tinggi.
2.      Urea
Urea adalah pupuk anorganik tunggal berkandungan unsur N (nitogen) tinggi. Pupuk anorganik adalah pupuk buatan pabrik, dibuat dari bahan-bahan kimia berkadar hara tinggi. Jadi pupuk urea merupakan pupuk sintetis dari senyawa anorganik yang diproduksi oleh pabrik menggunakan bahan-bahan kimia berkadar hara nitrogen (N) tinggi.
Pupuk ini termasuk salah salah satu jenis pupuk higroskopis terutama bentuk prill sehingga lebih mudah menguap di udara. Bahkan pada kelembaban 73%, urea sudah dapat menarik uap air dari udara sehingga mudah larut dalam air serta mudah diserap oleh tanaman. Penyimpanannya juga harus lebih hati-hati dibandingkan dengan pupuk lain. Simpan di tempat kering tertutup rapat agar lebih tahan lama serta tidak mudah menguap. Urea lebih mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida di dalam tanah. Selain itu juga mudah terbakar oleh sinar matahari. Untuk menghindari penguapan tinggi pemakaian pupuk ini sebenarnya lebih efektif jika disemprotkan melalui daun namun penggunaannya harus hati-hati. Pemberian berlebih tanpa dosis dapat menyebabkan daun tanaman terbakar (hangus), untuk itu saat melakukan penyemprotan hendaknya menggunakan bentuk tetesan besar (tidak telalu mengkabut).


-          Pendukung :
1.      Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.

Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.

Urea Synthesis Woehler.png
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
Ø  Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
Ø  Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
Ø  Menambah kandungan protein tanaman
Ø  Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan. (Wikipedia,2015)
2.      Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah.



Pendukung, Menurut Hardjowigeno (2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari, Bahan Organik Tanah : Bahan organik halus dan bahan organik kasar
Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara, pupuk, dan air hujan.

Manfaat dari Nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain (RAM 2007). Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N.

Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat menyerap adalah NH4, dan urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali scbagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena pengendapan.

3.      Za (Zwavelzure ammoniak)
Pupuk anorganik ZA adalah pupuk buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara  nitrogen dan belerang untuk  tanaman.  ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, Zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Bentuk  pupuk ini seperti butiran kristal mirip garam  dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) tapi tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ZA berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemakaiannya.


-          Pendukung :
Ø  Pupuk za adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberikan tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama Za adalah singkatan dari bahasa jepang Zwayelzure ammoniak yang berarti ammonium sulfat (NH4SO4). Za merupakan pupuk yang memiliki bentuk butiran Kristal mirip garam dan terasa asin. Za pupuk yang mudah menyerap air meskipun tidak sekuat urea. Pupuk urea mengandung belerang 24% (berbentuk sulfat) dan N 21% (Amonium).

Ø  Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Pupuk ZA mengandung belerang(S) 24 % dan nitrogen(N) 21 %.Artinya setiap 100 kg pupuk ZA didalamnya terkandung 24 kg unsur hara S dan 21 kg unsur hara N. Perbandingan bahan dasar yang sering dipakai adalah 1:2.Artinya analisis pupuk yang digunakan yaitu S=1 dan N=2. (PIPIT WAHYUNI).

Ø  Unsure N dapat kita temukan pada salah satu pupuk yaitu Urea. Urea merupakan pupuk tunggal yang mengandung 46% N dan bersifat asam dan mudah laruat, memiliki rumus kimia (NH2)2CO, berbentuk Kristal dan butir, dan berwarna putih. Pupuk ZA mengandung 21 % N; 24 % S, pupuk majemuk, bersifat asam dan rumus kimianya

4.      TSP (Tripel Super Phosphate)
Rumus kimia CA(H2PO4)2H2O dan kandungan unsur haranya mencapai mencapai 44 sampai 52% P2O5.
5.      Pupuk kieserite
Rumus kimia MgSO4.H2O dan Kandungan usur hara mencapai  27% MgO dan 23% S
6.      Pupuk  Dolomite
Rumus kimia CaMg(CO3)2 dan kandungan unsur hara mencapai 18 sampai 22% MgO dan 40% CaO

7.      Pupuk HGFB
Rumus kimia Na2B4O7.5H2O dan Kandungan unsur hara mencapai 45% B2O5
8.      Pupuk  COPPER
Rumus kimia CUSO4.5H2O dan kandungan unsur hara mencapai 25,5% CU dan 12,8% S
9.      Pupuk Zinc
Rumus kimia ZNSO4.H2O dan kandungan unsur hara mencapai 36% ZN
10.  Pupuk Ferrum
Rumus kimia FeSO4.7H2O dan kandungan unsur hara mencapai 19% Fe
11.  SP 36
SP36 merupakan pupuk yang mengadung pospor (P) yang berfungsi untuk mengangkut energy hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembuangan dan pembuahan, merangsang pertumbhan akar, merangsang pertubuhan biji, dan merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbsar jaringan sel

12.  KCL
Rumus kimia KCL dan Kandungan unsur hara mencapai 52 sampai 60% K2O dan 47% CL.
13.  Rock phosphate
Rumus kimia CA3(PO4)2 dan kandungan unsur haranya mencapai 25 samapi 35% P2O5
14.  Natrium nitrat(NN)
Rumus kimia  NANO3 dan kandungan unsur haranya mencapai 16%N dan 26%NA.



E.     Bagaimana pupuk diserap oleh tanaman

v  Pupuk yang mengandung unsur hara nitrogen (urea) misalnya, tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat menyerap adalah NH4, dan urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali sebagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena pengendapan.

v  Pupuk yang mengandung unsur hara Magnesium (Mg) diserap dalam bentuk Mg++ dan merupakan bagian dari hijau daun yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain, Mg terdapat pula sebagai ion dalam air-sel. Kadarnya di bagian vegetatif lebih rendah dari pada kadar Ca, tetapi pada bagian generatif adalahsebaliknya (Anonimous, 2005).
v  Pupuk yang mengandung unsur hara Potassium/Kalium (K) kcl misalnya, Kalium diserap dalam bentuk K+.dan Kalium terdapat didalam sel-sel yaitu sebagai ion-ion didalam cairan sel dan sebagai persenyawaan adsorptif didalam zat putih telur dari sitoplasma.
§  Pupuk yang mengandung unsur hara posfor P sp36 misalnya, diserap tanaman dalam bentuk H2PO4-, HPO4= dan PO43- atau tergantung kepada nilai pH  tanah
v  Pupuk yang mengandung unsur hara Calcium (Ca) Unsur ini diserap dalam Ca++, terdapat sebagai kalsium pectinaat pada lamela-lamela tengah daridinding-dinding sel.
v  Pupuk yang mengandung unsur hara Iron Fe diserapa dalam bentuk ion feri (Fe 2+).Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organic ) mineral olivine(Mg,Fe)2SiO,pirit,siderit(FeCO3,gutit(FeOOH),magnetit(Fe3O4), hematite(Fe2O3) dan ilmenit (Fe TIO3) besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat,
v  Pupuk yang mengandung unsur hara Copper Cu dalam bentuk ion Cu++ dan munkin dapat diserap dalam bentuk senyawa kompleks organic , missal Cu-EDTA(Cu-ethilen diamine tetra acitate acid) dan Cu –DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid ) dalam getah tanaman  bik xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino . Cu dalam akar tanaman dan dalm xylem >99% dalam bentuk kompleks ,dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S,O,CO3 dan SIO4 misalnya kalkosit (Cu2S),kovelit(CuS) kalkopirit ((CuFeS2), boronit (Cu5FeS4),luvigit (Cu3AsS4) terahidrit
v  Pupuk yang mengandung unsur hara Boron B terserap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+.
v  Pupuk yang mengandung unsur hara Manganese Mn diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat
v  Pupuk yang mengandung unsur hara Molybdenum MO diserap dalam bentuk ion MoO4-
v  Pupuk yang mengandung unsur hara Khlor CL diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering.



F.      Jenis-jenis pupuk dan gambarnya
a.       Pupuk kimia
1.   Pupuk Urea
pupuk anorganikhttp://202.67.224.130/pdimage/97/4047297_pupukurea.jpg

Kandungan hara utama
: N (Nitrogen
Kadar hara
: 45-47 %
Rumus Kimia
: CO(NH2)2
Indek Garam (IG)
: 75,40
Warna
: Putih
Bentuk
: Tepung kasar
Struktur
: Agak keras
Higroskopisitas
: Tinggi
Kelarutan
: Tinggi






2.   Pupuk Za

pupuk anorganikhttp://202.67.224.133/pdimage/63/4494763_za.jpg

Kandungan hara utama
: N (Nitrogen)
Kadar hara
: 21%, 25 %
Rumus Kimia
: (NH4)2SO4
Indek Garam (IG)
: 68,96
Warna
: Biru muda
Bentuk
: Butiran
Struktur
: Agak keras
Higroskopisitas
: Sedang
Kelarutan
: Sedang

3.   NPK

pupuk-npk-niphoska.pngpupuk anorganik
Kandungan hara utama
: N,P,K (Nitrogen, Pospor, Kalium)
Kadar hara
: 10-10-10 % atau 15-15-15 % dll
Rumus Kimia
: NH4H2PO4KCl
Indek Garam (IG)
: 47
Warna
: Kuning kemerahan merah kecoklatan
Bentuk
: Butiran
Struktur
: Agak keras
Higroskopisitas
: Tinggi
Kelarutan
: Sedang

4.   Pupuk SP-36 atau SP-18


tsp.jpgpupuk anorganik
Kandungan hara utama
: P (Pospor)
Kadar hara
: 36 % atau 18 %
Rumus Kimia
: NH4NO3PO4KCl
Indek Garam (IG)
: –
Warna
: Putih pucat
Bentuk
: Butiran
Struktur
: keras
Higroskopisitas
: Rendah
Kelarutan
: Renda


5.   Pupuk TSP

pupuk anorganik tsp.jpg
Kandungan hara utama
: P (Pospor)
Kadar hara
: 48 %
Rumus Kimia
: Ca(H2PO4)2
Indek Garam (IG)
: 10,08
Warna
: Abu-abu tua
Bentuk
: Butiran
Struktur
: Agak keras
Higroskopisitas
: Rendah
Kelarutan
: Rendah






6.   Pupuk KCL

pupuk anorganik http://www.pt-gcs.co.id/image/pupuk_kcl.png
Kandungan hara utama
: K (Kalium)
Kadar hara
: 50%, 55% atau 60-62%
Rumus Kimia
: KCl
Indek Garam (IG)
: 116,16
Warna
: Merah bening kotor
Bentuk
: Butiran Kristal
Struktur
: keras
Higroskopisitas
: Sedang
Kelarutan
: Sedang

7.      Kieserite
kieseriteUntitled.png
Kandungan hara utama
: Mg dan S
Kadar hara
: 27 % MgO 23 % S
Rumus Kimia
: MgSO4.H2O
Indek Garam (IG)
: 116,16
Warna
: keabu-abuan atau putih
Bentuk
: Butiran Kristal dan tepung
Struktur
: sedang
Higroskopisitas
: Tidak
Kelarutan
: sulit dan dapat larut




8.   Copper Sulphate

CuSO4 DSC00288
Kandungan hara utama
: Cu dan S
Kadar hara
: 25,5 % Cu dan 12,8 % S
Rumus Kimia
: CuSO4-5H2O
Indek Garam (IG)
: 116,16
Warna
: biru
Bentuk
: Kristal
Struktur
: lembut
Higroskopisitas
: Mudah
Kelarutan
: mudah



9.      Borate NB 1/47
BORATEborat.png

Kandungan hara utama
: B
Kadar hara
: 42 % B205
Rumus Kimia
: Na2B4O7.5H2O
Indek Garam (IG)
: 116,16
Warna
: putih kotor
Bentuk
: Butiran Kristal
Struktur
: lembut
Higroskopisitas
: Sedang
Kelarutan
: mudah






10.  Pupuk kalium sulfat
Pupuk ini termasuk dalam golongan  pupuk tunggal karena hanya satu mengandung unsur hara
                                                Cirri-ciri pupuk
a.     Rumus kimia P2SO4
b.    Kandungan unsur hara mencapai 49 samapai 53% K2O
c.     Reaksi kemasamannya netral sampai agak masam
d.    Berbentuk Kristal
e.     Berwarna puti keabu-abuan
f.     Dan dapat larut dalam air
11.  Pupuk Dolomit
Pupuk ini termasuk dalam pupuk majemuk karena mengandung dua unsur hara yaitu MgO dan CaO
a.     Rumus kimia CaMg(CO3)2
b.    Kandungan unsur hara mencapai 18 sampai 22% MgO dan 40% CaO
c.     Reaksi kemasamannya basa
d.    Warna puti atau puti keabu-abuan
e.     Berbentuk tepung
f.     Dan sukar larut dalam air
12.  Pupuk zinc
Pupuk ini termasuk dalam pupuk  tunggal karena hanya mengandung unsur hara Zn
Cirri-ciri pupuk ini
a.                   Rumus kimia ZNSO4.H2O
b.                   Kandungan unsur hara mencapai 36% ZN
c.                   Reaksi keasamannya masam
d.                  Berwarna Kristal
e.                   Dan muda larut dalam air


13.  Pupuk Ferrum
Pupuk ini termasuk dalam pupuk tunggal kerena hanya mengandung satu unsur hara yaitu Fe
Cirri-ciri pupuk ini          
a.       Rumus kimia FeSO4.7H2O
b.      Kandungan unsur hara mencapai  19% Fe
c.       Reaksi keasamannya masam
d.      Berbentuk Kristal
e.       Muda larut dalam air

b.      Pupuk organic
Pupuk organic terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1.      Pupuk Kandang
pupuk yang terbuat dari sisa-sisa  kotoran ternak diataranya kambing,sapi ,kuda , ayam,dan kerbau . jumlah Komposisi Unsur Hara Kotoran dari beberapa jenis ternak yaitu:
Ø Kuda, andungan unsur haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat = Nitrogen  0,05%, Fosfor 0,30% , kalium 0,40%, dan air 75%
Cair   =Nitrogen 1,40, Fosfor 0,02% kalium 1,60% dan air 90%
Ket: pupuk dari kotoran kuda panas
Ø Sapi, kandungan unsur haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat = Nitrogen 0,40%,Fosfor 0,20%,kalium 0,10% dan air 85%
Cair   =Nitrogen 1,00%,Fosfor,0,50%,kalium 1,50% dan air 92%
Ket: pupuk dari kotoran sapi panas
Ø Kerbau, kandungan unsur haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat = Nitrogen 0,60%,  Fosfor 0,30%, kalium 0,34% dan air 85%
Cair   = Nitrogen 1,00%    Fosfor 0,15%, kalium 1,50% dan air 92%
Ket: pupuk dari kotoran kerbau dingin
Ø Kambing, kandungan unsur haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat = Nitrogen 0,60%, Fosfor 0,30% , kalium 1,50% dan air 60%
Cair   = Nitrogen1,50%, Fosfor 0,13%, kalium 0,17% dan air 85%
Ket: pupuk dari kotoran  kambing panas
Ø Domba, kandungan unsur haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat = Nitrogen 0,75%, Fosfor 0,50%, kalium 0,45% dan air 60%
Cair   = Nitrogen 0,40%, Fosfor 0,05% kalium 2,10 dan air 85%
Ket: pupuk dari kotoran domba  panas
Ø Ayam, kandungan unsur haranya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Padat = Nitrogen 1,00%, Fosfor 0,80%,kalium 0,40% dan air 55%
Cair   = Nitrogen 1,00% Fosfor  0,80%,kalium 0,40% dan air 55%
Ket: pupuk dari kotoran ayam dingin.
2.      Kascing
 Kascing adalah merupakan bahan organik hasil dari kotoran cacing yang bercampur dengan tanah atau bahan organik lainnya. Pupuk kascing merupakan bahan organik yang cukupbaik karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya pada tanah yang kurang subur seperti tanah jenis ultisol, juga tidak mempunyai efek negatif terhadap lingkungan yang terdapat pada daerah sub tropis basah dimana proses pelapukan sudah lanjut. Kandungan hara dan sifat kimia kascing lebih beragam dibanding dengan kompos dan pupuk organik lainnya.kandungan pupuk kascing adalah C 72%, N 2%, P 1%, K 0,5%, Ca 0,3%, Mg 0,3%, Al 0,05 %, dan Zn 0,08%.
 Manfaat pupuk kascing:
a. Dapat meninkatkan pertumbuhan baik secara vegetative,genertif untuk tanaman hias sayuran dan bua-buahan
b.  Dapat memperbaiki penampilan tanaman menjadi lebih eksotis (warna bunga, tekstur dan postur pohon)
c.       Sangat baik untuk campuran media tanam pada persemaian.
d. Mengandung hormon yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.



3.      Kompos
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi.
Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas.
Beberapa kegunaan kompos adalah:
a.  Memperbaiki struktur tanah dan Memperkuat kemantapan agregat tanah berpasir
b.      Meningkatkan daya tahan dan daya serap air
c.        Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah
d.      Menambah dan mengaktifkan unsur hara
e.         Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya  temperatur kompos (di bawah 400 c)

4.      Pupuk Hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk yang terbuat dari jaringan tanaman hijau, atau dengan kata lain, pupuk hijau adalah pupuk yang memanfaatkan jaringan tanaman hidup. Dalam hal ini, untuk memanfaatkan pupuk hijau, berarti harus menyediakan sarana berupa tanaman hidup terutama yang bersifat tidak mengganggu terhadap kelangsungan hidup atau pertumbuhan dan perkembangan tanaman utama. Oleh karena itu, tidak semua jenis tanaman bisa dimanfaatkan sebagai pupuk hijau. Beberapa kriteria yang harus terpenuhi untuk memanfaatkan jenis tanaman tertentu sebagai pupuk hijau diantaranya adalah memiliki pertumbuhan yang cepat, memiliki perakaran yang dangkal dengan bagian atas tanaman rimbun atau sukulen, tanaman tersebut tahan terhadap kekeringan, dan mampu bertahan hidup jika ditanam di daerah yang miskin kandungan unsur hara

Tanaman dengan laju pertumbuhan cepat dan pertumbuhan sukulen sangat baik digunakan untuk memperbaiki struktur tanah. Kandungan air dan kelembaban yang terdapat pada tanaman tersebut akan mempercepat penguraian oleh mikroba-mikroba
 dekomposer. Selain itu, jenis tanaman ini dapat berperan sebagai penutup tanah, sehingga mampu mengurangi penguapan atau menghambat kekeringan pada saat musim kemarau.

Manfaat pupuk hijau:
Secara umum, tujuan dari pemanfaatan pupuk hijau dalam budidaya pertanian dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pemanfaatan pupuk hijau sebagai pupuk organik,. Pemanfaatan pupuk hijau sebagai pupuk organik bertujuan untuk mengembalikan atau memperbaik struktur tanah dan memberikan tambahan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan kembalinya kesuburan tanah diharapkan penyerapan unsur hara oleh akar tanaman lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman budidaya dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Sementara itu, pemanfaatan pupuk hijau sebagai tanaman penutup tanah bertujuan untuk mengurangi penguapan air dalam tanah pada saat musim kemarau dan mengurangi terjadinya pengikisan lapisan tanah atas pada lahan pertanian.  juga bertujuan untuk mengurangi laju pertumbuhan gulma atau tanaman pengganggu di sekitar areal penanaman tanaman budidaya. Sedangkan pemanfaatan pupuk hijau sebagai pohon pelindung tertutama bertujuan untuk mengurangi erosi tanah, penahan tiupan angin, agar angin yang masuk ke areal budidaya tidak begitu besar, menekan intensitas sinar matahari yang masuk areal pertanaman, terutama saat musim kemarau dan terik sinar matahari tinggi.



G.    Konfersi pupuk

Pumupukan merupakan kegiatan yang sangat penting karena akan mendukung pertumubuhan vegetative dan generative oleh sebab itu maka pemberian pupuk harus sesui deng kebutuhan tanaman dan mendapatkan keuntungan bagi petani berupa harga pupuk yang mura tetapi bermanfaat. Meliahat problematika diatas maka terciptalah konversi pupuk. Konversi pupuk adalah suatu cara yang dilakukan untuk membandinkan dosis pupuk jika sewaktu-waktu pupuk yang diperlukan tidak terpenuhi namun ada pupuk lain memeliki unsur hara yang sama baik pupuk tunggal maupung pupuk majemuk yang dibutukan aleh tanaman kelapa sawit.

Soal 1. Cara Penggunaan Pupuk Majemuk atau NPK yang diganti menggunakan Pupuk Tunggal
Soal:
-          Pupuk Majemuk, contohnya pupuk  NPK 15 : 15 : 15 artinya kandungan unsur haranya 15 % N, 15 % P, 15 % K.
Jawab:
-          Maka setiap 1 kg pupuk NPK mengandung unsur hara = 0,15 kg N, 0,15 kg P dan 0,15 kg K
    Jadi 1 kg pupuk NPK, yaitu :
a. Bila digantikan kebutuhan unsur N dengan pupuk Urea  : 100/46 x 0,15 kg N = 0,326 kg urea.
 -  Bila digantikan kebutuhan unsur N dengan pupuk ZA : 100/21 x 0,15 kg N = 0,714 kg ZA
b. Bila digantikan kebutuhan unsur P dengan pupuk TSP   : 100/48 x 0,15 kg P = 0,312 kg TSP
 - Bila digantikan kebutuhan unsur P dengan pupuk SP36 : 100/36 x 0,15 kg P = 0,416 kg SP36
 - Bila digantikan kebutuhan unsur P dengan pupuk RP : 100/25  x 0,15 kg P = 0,6 kg RP 
c. Bila digantikan kebutuhan unsur K dengan pupuk MOP : 100/60 x 0,15 kg K = 0,25 kg MOP



contoh 2. Pembelian Pupuk Yang lebih murah Dan Dapat memenuhi kebutuhan unsur P bagi Sawit
Soal:
Petani direkomendasikan memupuk unsur P per pokok sebanyak 0,72 kg P (Phospate) /pkk. Yang ada di pasaran yaitu:
SP36 : 36 % P2O5 seharga Rp.200.000/50kg = Rp.4.000/kg
Rock phospate: 25% P2O5 seharga Rp. 60.000/50 kg = Rp.1.200/kg

Maka kebutuhan unsur P untuk kebutuhan pupuk Per pokok sawit, adalah:,,,
Ø Bila menggunakan SP36 cara menghitungnya : 
 0,72 kg/pokok  x 100%
36
= 2 kg SP 36/ pokok yang diberikan

Ø Bila menggunakan RP cara menghitungnya  :
 0,72 kg/pokok   x 100%
                                     25 
                        = 2,88 kg RP/ pokok yang diberikan
                       
Maka pupuk yang lebih mura untuk dipergunakan adalah Pupuk Rock Phospate,yaitu :
Harga pupuk Rock Phospate lebih murah karena hanya menggunakan 2,88 kg RP/pokok
Dengan harga Rp. 1200 x 2,88 Kg = Rp. 3.456  untuk satu pokok
Sedangkan SP 36 Harga Rp.4000/kg  x 2 kg/pkk = Rp. 8000 untuk satu pokok.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Makalah ini membahas pemupukan dari setiap pembahas diatas maka dapat kita mengambil keputusan sebagi berikut :
1.      Pupuk merupakan suatu yang diberkan pada tahan untuk memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah.
2.      Setiap peneglolaan tanah harus berdaskan prinsip pemupukan
3.      Pemupukan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan tanah
4.      Tanah yang telah dikelolah harus diberikan pupuk karena tanah tersebut telah miskin hara disebakan oleh tanaman telah menyerap sebagian dari hara tanah untuk bertahan hidup.
5.      Pupuk terbagi atas jumlah unsure hara, asal usul haranya dan sebagainya.
6.      Pemahaman mengenai pemupukan pupuk sangat membantu dalam dunia budidaya.
B.     Saran
1.      Dalam pemelakuakan pemupukan sangat lah penting mengetahui jenis, asal usul dan kandungan pupuk tersebut
2.      Bacalah petunjuk sebelum melakuakan pemupukan
3.      Lakuakanlah pemupukan denga dosis yang benar






Lampiran
1.      Tabael Pupuk
1
Jenis pupuk
Rumus kimia
Kadar hara utama
Reaksi kemasaman
Bentuk
Warna
Kelarutan dalam air
Higroskopisitas
UREA
(NH2)2CO
42 – 46% N
Sedikit masam
Kristral dan butir
Putih
Mudah larut
Higroskopis pada kelembaban nisbi 73%
TSP (Triple super phosphate)
Ca(H2PO4)2.H2O
44-48% P2O5
Netral
Butiran (granul)
Abu-abu
Dapat larut
Tidak higroskopis
Fosfat Alam (RP=Rock phosphate)
Ca3(PO4)2
Sangat beragam tergantung sumbernya. 25 – 38% P2O5
Netral sampai basa
Tepung (serbuk)
Tergantung sumbernya.  Abu-abu keputihan, merah kecoklatan
Kelarutan sangat rendah
Tidak higroskopis
Kalium Chlorida (MOP=Muriate of potash)
KCl
60 – 62% K2O, dan 47 % Cl
Netral sampai agak masam
Kristal
Merah, putih kotor
Dapat larut
Kurang higroskopis, pada kelembaban nisbi 84%
Kieserite
MgSO4.H2O
27% MgO dan 23% S
Agak masam
Tergantung sumbernya: Kristal dan tepung
Putih keabu-abuan, atau putih
Tergantung sumbernya: Agak sukar larut sampai dapat larut
Tidak  higroskopis



2.      Table Pupuk
Jenis pupuk
Rumus kimia
Kadar hara utama
Reaksi kemasaman
Bentuk
Warna
Kelarutan dalam air
Higroskopisitas
Dolomite
CaMg(CO3)2
18-22% MgO, dan 40% CaO
Basa
Tepung
Putih atau putih keabu-abuan
Sukar larut
Tidak higroskopis
HGFB
Na2B4O7.5H2O
45% B2O5

Kristal
Putih kotor
Mudah larut
Higroskopis
Copper
CuSO4, 5H2O
25,5% Cu dan 12,8% S
Masam
Kristal
Biru
Mudah larut
Higroskopis
15:15:6:4

15%N, 15%P2O5, 6% K2O, 4% MgO
Netral sampai agak masam
Butir (granul)
Coklat Kemerahan
Mudah larut
Agak higroskopis
12:12:17:2

12%N, 12%P2O5, 17%K2O, 2%MgO
Netral sampai Agak Masam
Butir (granul)
Merah Kecoklatan
Mudah larut
Agak higroskopis




LAMPIRAN
A.    N (Nitrogen)
SIKLUS NITROGEN
Gambar 54-11 rev
1.      Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
Ø  Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
Ø  Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
Ø  Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya
Ø  Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
Ø  Dalam keadaan kekuranagan yaparah, daun menjadi kering, dimulaidari bagian bawah terus ke bagaian atas.
2.      Kelebihan unsur hara Nitrogen (N)
Warna daun terlalu hijau , tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebebkan rentan serangan cendawan dan penyakit , dan mudah roboh. Produksi bungamenurun.


B.     P (fosfor)
SIKLUS FOSFOR
Gambar 54-12 rev
1.      Kekurangan unsur P
Pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ).
Ø  Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
Ø  Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
Ø  Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang
2.      Kelebihan unsur hara Fosfor (P)
Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.



C.     Kalium (K)
Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
1.      Kekurangan unsur hara Kalium (K)
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.
Ø  Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
Ø  Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
Ø  Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
Ø  Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
Ø  Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.
D.    Calcium Ca
Merupakan bagian penting dari dinding sel dan sangat penting untuk menunjang proses pertumbuhan.Kalsium adalah untuk menyusun klorofil. Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel meristem.
Kekurangan kalsium mengakibatkan terjadinya disintegrasi padaujung-ujung tanaman (ujung batang, akar, dan buah)  sehingga ujungnya menjadi mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan tumbuh abnormal.


1.      Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)

Ø  Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya         klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
Ø  Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
Ø  Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
Ø   Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
2.      Kelebihan unsur hara Kalsium (Ca)
Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi.

E.     Magnesium (Mg)
Merupakan penyusun utama khlorofil yang menentukan laju fotosintesa / pembentukan karbohidrat.
Berfungsi untuk transportasi fosfat. menciptakan warna hijau pada daun. Kekurangan magnesium yaitu menguningnya daun yang dimulai dariujung da bagian bawah daun.
1.      Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
Ø  Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
Ø  Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut
Ø   Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.
2.      Kelebihan unsur hara Magnesium (Mg)Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.


F.      Belerang/ Sulfur (S)
1.      Kekurangan unsur hara Belerang (S)
Ø  Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya
Ø  Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan,Tea Yellow, atau,yellow Disease,
Ø  Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
Ø  Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
Ø  Jumlah anakan terbatas.
G.    Ferrit/besi (Fe)
Berfungsi untuk pembentukan klorofil. berperan pada proses-proses fisiologis tanaman seperti proses pernapasan, selain itu besi berfungsi sebagai aktifator dalam proses biokimia didalam tanaman, dan pembentuk beberapa enzim. Gejala kekurangan besi pada tanaman dapat menimbulkan korosi, lembaran daun menjadi kuning/pucat. Dalam jumlah tertentu besi menjadi racun bagi tanaman. Besi tersedia dalam tanah berkisar 2-150ppm. Dan kebutuhan normal tanaman berkisar 40-250ppm.
1.      Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.
Ø  Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati
Ø  Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih
Ø  Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan
Ø  Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk.
2.      Kelebihan unsur hara Besi (Fe)
Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.

H.    Mangan (Mn)
Mangan (Mn) Untuk penyusunan klorofil, perkecambahan, dan pemasakan buah.
Fungsi adalah berfungsi dalam pembelahan sel, di gunakan dalam proses pernapasan dan fotosintesis. Ciri kekurangan Mn biji yang terbentuk akan sangat jelek, daun menguning dan beberapa jaringan akan mati. Gejala Kekurangan berupa daun akan tampak berwarna gelap dan muda, perkembangan kuncup akan mengalami kegagalan, dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada tanaman, yaitu:
Ø  Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih
Ø  Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang
Ø  Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
Ø  Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai
Ø  Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
Ø  Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
I.       Tembaga/Cupprum (Cu)
Belum banyak diketahui, namun tembaga berfungsi untuk pembentukan klorofil.
Ciri kekurangan  tembaga daun tidak merata dan daun sering layu, malah terkadang klorosis.
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) seringkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
Ø  Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula
Ø  Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
Ø  Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat
Ø  Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
J.       Seng/zink (Zn)
Seng Memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi untuk membebtuk hormon tumbuh.  Unsur seng didalam tanaman tidak dapat dipindahkan dari jaringan tua ke jaringan yang muda sehingga gejala defisiensi akan terlihat lebih awal pada daun muda. 
Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
Ø  Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
-          Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
-          Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
-          Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak
Ø  Pada padi sawah gejala terlihat 2 – 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka
Ø  Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 – 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau.
Ø  Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit.
Kekurangan unsur ini ditandai dengan daun berwarna aneh-aneh misal kekuning-kuningan atau pada daun yang sudah tua berwarna kemerahan .   Kalau diperhatikan dengan seksama cabang dan batangpun ikut terkena bencana yang mengakibatkan terdapatnya lubang kecil-kecil.
K.    Boron (B)
Unsur ini berfungsi menangkut karbohidrat kedalam tubuh tanaman dan   menghisap unsur kalsium.
Ø  Berfungsi dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif.
Ø  Pada tanaman penghasil  biji unsur ini berpengaruh terhadap pembagian sel.
Ø  Menaikkan mutu tanaman sayuran dan tanaman buah.

Kekurangan unsur boron paling nyata tampak pada tepi-tepi daun yaitu gejala klorosis, mulai dari bagian bawah daun.  daun yang baru muncul terlihat kecil dan tanaman agak kerdil cabang tumbuh sejajar. kuncup-kuncup mati dan berwarna hitam.  Kekurangan unsur ini menimbulkan penyakit fisiologis , khususnya pada atanaman sayur dan buah, pada tanaman semangka biasanya ditandai dengan pertumbuhan batang muda yang tegak berdiri, ruas pendek, daun mengecil, dan bila terkena angin batang muda tersebut mudah patah dan mengeluarkan cairan berwarna kecoklatan, pada tanaman sayur  dan buah kekurangan unsur bini agak sulit dibedakan dengan tanaman yang terkena serangan virus. Dan pada tanaman jagung kekurangan unsur ini bisa mengakibaatkan tongkol tanpa biji sama sekali ( mirip jagung yang tidak terbuahi).
L.     Klorin (Cl)
Klorin diperlukan untuk osmosis dan keseimbangan ionik sel bagian dari regulasi energi, juga memainkan peran dalam fotosintesis. Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion Cl- keberadaannya tidak dihasilkan dari metabolisme tanaman,dan fungsi lain berkaitan dengan pengaturan tekanan osmosis didalam sel tanaman.
Gejala kekurangan  Cl biasanya menimbulkan pertumbuhan akar yang tertekan, daun layu dan berwarna kuning.
1.      Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
Ø  Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga
Ø  Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.

M.   Cobalt (Co)
                        Cobalt untuk Fiksasi nitrogen dalam penyerapan unsur N (Nitrogen), Cobalt dapat digantikan perannya dengan Natrium (Na), dan Molibdenum (Mo). kelebihan kobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi.
      Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi. Kekurangan mengurangi pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen.

N.    Molibdenum (Mo)
Sebagai kofaktor pada beberapa enzim penting untuk membangun asam amino. berperan sebagai pengikat nitrogen  yang bebas diudara untuk pembentukan protein dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman.
Gejala kekurangan unsur Mo yakni daun berubah warna keriput dan melengkung seperti mangkok, muncul bintil-bintil kuning disetiap lembaran daun dan akhirnya mati sehingga  pertumbuhan tanaman terhenti. Ketersediaan Mo dalam tanah antara 0,05-0,5 ppm sedang kebutuhan normal pada tanaman 0,2-1 ppm. Bayam dan bawang adalah jenis tanaman yang sangat peka kekurangan Mo.


O.    Natrium (Na)
Sebagai keseimbangan ion pada regulasi energi untuk membuka dan menutupnya stomata. Kelebihannya Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion padatumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu mengurangi ketersediaan K dan kekurangannya daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.
P.      Silicon (Si)
Tersimpan dalam dinding sel yang mengakibatkan sifat mekanis sel yaitu kaku atau elastis.
1.      Kelebihan
Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang dan kekurangannya dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.

Q.    Nikel (Ni)
Pada tanaman Keras/tumbuhan tingkat tinggi sebagai aktivasi urease (enzim yang berperan dalam metabolisme Nitrogen untuk proses perombakan urea). Pada tanaman tingkat rendah, sebagai kofaktor beberapa enzim. Perannya dapat digantikan dengan  Seng (Zn) dan Besi (Fe).
1.      Kelebihan
Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea untukmembebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akanberangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan sekitar saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi.



LAMPIRAN
A.    Aplikasi Pemberian Pupuk
Salah satu hal yang penting dalam proses pemupukan adalah cara pemberian pupuk yang benar. Dengan cara yang benar, pemberian pupuk memberikan hasil nyata karena pupuk dapat terserap baik oleh tanaman, dengan demikian pemanfaatan unsur hara yang terkandung dalam pupuk dapat dimaksimalkan oleh tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Kesalahan dalam cara pemberian pupuk akan mengurangi efisiensi dan efektifitas pupuk, sehingga akan timbul kerugian dari sisi waktu dan biaya, serta manfaat pupuk yang kurang maksimal bagi tanaman.
Proses pemupukan akan sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman, selain jenis pupuk yang tepat, cara aplikasi pupuk yang efektif dan efisien akan meningkatkan keberhasilan pemupukan.

1.      Pemupukan melalui akar tanaman yaitu pemberian pupuk yang bertujuan untuk menambah kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman melalui akar dan dengan penambahan hara ini tanaman akan tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan.
a.       Pemupukan dengan cara sebar (broadcasting) : cara ini adalah cara yang paling sederhana karena pupuk diberikan ke media tanam dengan cara disebar di atas permukaan media saat pengolahan tanah (biasanya dilakukan pada tanaman semusim seperti padi dan kacang-kacangan yang ditanam di sawah), sehingga pupuk tercampur merata dengan tanah. Pemupukan dengan cara sebar ini berpotensi tinggi merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman pengganggu (gulma) serta tingkat fiksasi atau pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah. Cara sebar dilakukan jika :
§   Populasi tanaman cukup tinggi akibat aplikasi jarak tanam yang rapat
§ Sistem perakaran tanaman yang menyebar di dekat permukaan tanah
§  Volume pupuk yang digunakan berjumlah banyak
§ Tingkat kelarutan pupuk yang tinggi agar dapat terserap dalam jumlah banyak oleh tanaman
§ Tingkat kesuburan tanah yang relatif baik 
b.     Pemupukan pada tempat tertentu (placement), berbentuk seperti barisan lurus di antara larikan atau barisan tanaman, membentuk garis lurus, atau membentuk lingkaran di bawah tajuk tanaman. Alur pemupukan dibuat dengan membuat semacam kanal dangkal sebagai tempat pupuk dengan mencangkul tanah selebar kurang lebih 10cm dengan kedalaman kurang lebih 10 cm dari permukaan tanah. Setelah pupuk diletakkan di dalam alur, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Ada juga beberapa aplikasi lain yang memodifikasi cara ini ini, misalnya dengan cara membuat sejumlah lubang sedalam dan dengan jumlah lubang tertentu menggunakan tugal atau linggis melingkar di bawah tajuk kemudian pupuk diisikan ke dalam lubang lalu lubang ditutup tanah kembali. Pemupukan dengan cara ini dilakukan dengan alasan :
§  Kesuburan tanah relatif lebih rendah (tanah tegalan atau kebun)
§   Populasi tanaman lebih rendah karena jarak tanam lebih lebar
§  Volume pupuk yang digunakan berjumlah lebih sedikit
§  Volume akar tanaman sedikit dan tidak menyebar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFPjaBjqwwhVheXSOiE_5FxFXn3gNhMyyuuCoBRAUezy4goHOPk2m3aCHyoYIacMAul3FiMc118GrBzJwXZ_b6tu7Sc4dv71yHQz9WhvKmGZem4Pg3FhkNo3CcC-2wZXtNm8Tdr7Shtw6W/s400/phonska+dalam+alur+cangkul.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYcrxnThTqqdQbXTud0gWO62VXXiUkxNvtc_p3mTxDzVGhg0iYqB5-SgjlyXSsnH4Kdil12-_Wvw3vX9fwkJe64fvf7qnPBfvGs5Alsna_TxfJb63pLtlNzWxYhcKswTeodk-RZspIpp8f/s400/phonska+dalam+lubang+linggis.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6M7-PrUnlew453HgVNb63BsJ2tWse5zVcQsmG9kEkDWJiy3RGRgvQH1HIjnynH_1w6QJ_Bk5jdYHYkXg7T_F-UX8B0gLjIAAS1b_Dd8LNNpWMK2Aie7qOVGet9TLJUaTpBuMwxETNXTCb/s400/pamafert+dalam+lubang+dangkal.jpg
2.      Pemupukan melalui daun (spraying, foliar application) : massa pupuk dalam jumlah tertentu dilarutkan ke dalam air dan campuran pupuk dengan air ini menghasilkan larutan pupuk dengan konsentrasi sangat rendah (kurang dari 0,05%. Larutan pupuk ini kemudian ini disemprotkan langsung ke daun-daun tanaman, menggunakan alat semprot volume rendah (hand sprayer), volume sedang (sprayer gendong), maupun volume besar menggunakan mesin kompresor, bahkan menggunakan pesawat terbang kecil untuk hamparan pertanaman yang luas. Berbeda dengan pemupukan melalui akar, pemupukan melalui daun harus memperhatikan beberapa hal :
a.     Konsentrasi pupuk harus dibuat mengikuti petunjuk pemakaian pada label kemasan pupuk, dengan konsentrasi kepekatan pupuk berada pada kisaran angka 0,01% (1 gram pupuk padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air) hingga konsentrasi maksimum 0,05% (5 gram pupuk padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air). Larutan pupuk yang terlalu pekat akan menyebabkan plasmolisis, yaitu peristiwa di mana cairan dalam sel-sel daun dengan konsentrasi lebih rendah akan tersedot keluar sel untuk menyatu dengan larutan pupuk sehingga sel-sel yang kehilangan cairan menjadi mati dengan gejala seperti terbakar. Karenanya penggunaan konsentrasi larutan pupuk yang rendah sangat dianjurkan dan hal ini dapat dikompensasikan dengan cara meningkatkan frekuensi pemupukan agar efisiensi dan efektifitas pemupukan melalui daun menjadi lebih tinggi (misalnya : konsentrasi pupuk 0,05% dilakukan setiap 14 hari sekali diubah menjadi konsentrasi larutan pupuk 0,03% dilakukan setiap 7 atau 10 hari sekali selama periode pemupukan dilakukan).
b.      Faktor penguapan larutan pupuk akibat tingginya suhu lingkungan harus menjadi pertimbangan saat aplikasi, oleh karena itu idealnya pemupukan dilakukan saat matahari tidak sedang bersinar dengan terik. Sebelum jam 8 pagi atau sesudah jam 4 sore adalah waktu yang ideal untuk menyemprotkan larutan pupuk agar pupuk dapat terserap daun dengan baik dan mengurangi resiko larutan pupuk yang menguap akibat suhu lingkungan yang tinggi.
c.       Umumnya, mulut daun (stomata) menghadap ke bawah, karenanya pupuk diberikan dengan cara menyemprotkan larutan pupuk pada daun bagian bawah terlebih dahulu kemudian diikuti pembasahan larutan pupuk seluruh permukaan daun.
d.      Jangan mengaplikasikan pupuk daun jika pada pucuk tanaman tumbuh tunas-tunas baru yang masih rentan terhadap pengaruh pupuk daun, apalagi jika konsentrasi pupuk daun cukup pekat, dapat dipastikan tunas-tunas muda akan mengering dan hangus seperti terbakar. Tunggu hingga daun terbuka dan berkembang sempurna agar pupuk daun daun dapat diaplikasikan. Saat tunas-tunas muda bermunculan, hanya pada daun-daun yang telah terbentuk sempurna di bagian bawah saja yang dapat disemprot dengan larutan pupuk daun.
e.       Aplikasi penyemprotan pupuk daun pada musim penghujan dapat dilakukan setidaknya 2 jam sebelum perkiraan hujan akan turun agar larutan pupuk pada daun tidak habis tercuci dan sebagian besar larutan pupuk telah terserap dengan baik.
f.       Hindari aplikasi penyemprotan pupuk daun secara langsung pada bunga yang sedang mekar pada tanaman karena dapat dipastikan bunga dan bakal buah akan rontok beberapa waktu kemudian. Aplikasi pupuk daun dapat dilakukan pasca persarian selesai dan telah terbentuk bakal buah, dengan menggunakan pupuk daun berkadar fosfat dan kalium tinggi.
g.      Pada tanaman muda yang baru dipindah tanamkankan (transplanting), baik pindah tanam ke pot yang lebih besar (repotting) maupun tanaman muda yang ditanam di lahan. Setidaknya sebulan setelah pindah tanam, pupuk daun baru dapat diaplikasikan ke tanaman muda tersebut.



3.      Pemupukan melalui air siraman : pada pertanaman yang terbatas (jumlah tanaman dan luasan pertanaman), pemupukan melalui akar dapat dimodifikasi dengan mengubah bentuk pupuk padatan menjadi cairan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air, dengan batas kepekatan atau konsentrasi tertentu yang aman dan tidak menyebabkan plasmolisis bagi akar tanaman. Pupuk yang telah berubah bentuknya tersebut kemudian diberikan ke tanaman sekaligus sebagai air siraman. Metode ini banyak direkomendasikan oleh pabrikan pupuk karena pupuk-pupuk generasi baru umumnya bersifat water soluble (sangat mudah larut dalam air) dengan ampas sisa pupuk yang tidak terlarut berjumlah sangat sedikit. Pemuoukan dengan cara ini mempunyai beberapa kelebihan :
a.     Pemberian nutrisi secara lengkap dapat dilakukan dengan baik dengan melihat kebutuhan tanaman, berdasarkan jenis-jenis tanaman dan fase pertumbuhannya
b.     Dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan tanah yang mengalami kekurangan hara-hara tertentu
c.      Efisiensi pemupukan dapat ditingkatkan karena meningkatnya daya serap akar tanaman terhadap pupuk dalam bentuk larutan
d.     Efektifitas pemupukan dapat terlihat nyata dengan meningkatnya kualitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman
e.      Kualitas buah yang dihasilkan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dengan memberikan pupuk tertentu
f.       Media pertumbuhan tanaman tetap bersih dan relatif bebas dari penyakit akibat aplikasi pemupukan yang terjadwal.



LAMPIRAN
A.    Tips Pemupukan Buah
1.    Pilih jenis pupuk dengan komposisi hara yang tepat dan sesuai dengan fase pertumbuahan dan perkembangan tanaman :
a)      Nitrogen dalam jumlah lebih banyak dengan fosfat dalam jumlah sedang serta sedikit kalium dibutuhkan oleh tanaman muda, tanaman yang baru transplanting, serta tanaman yang baru tumbuh dalam fase vegetatif (pembesaran organ-organ).
b)      Nitrogen, Fosfat, dan Kalium dalam jumlah seimbang (balance fertilizer) dengan tambahan hara magnesium yang cukup akan sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang maksimum sebelum akhirnya tanaman memasuki periode generatif untuk berbunga dan berbuah. 
c)      Fosfat dalam jumlah lebih banyak dengan kalium dalam jumlah sedang sangat dibutuhkan oleh tanaman yang akan/segera memasuki periode generatif untuk berbunga
d)     Kalium dalam jumlah lebih banyak dengan nitrogen dalam jumlah sedang serta tambahan kalsium dan boron akan sangat membantu untuk meningkatkan produksi dan kualitas buah : ukuran, warna, tekstur daging, persentase daging yang bisa dikonsumsi,  rasa, serta daya simpan buah
e)      Di luar pupuk dengan kandungan unsur hara makro yang telah disebutkan di atas,  pasokan hara mikro sebaiknya juga menjadi prioritas dalam pemilihan jenis pupuk meskipun jumlah hara mikro yang dibutuhkan hanya sedikit. Pupuk yang mengandung hara mikro lengkap biasanya dijual terpisah dalam kemasan tersendiri, namun beberapa pupuk majemuk dengan kandungan hara makro telah ditambahi komposisinya dengan beberapa unsur hara mikro esensial dan digabung menjadi satu dengan kode TE (Trace Element), misalnya : pupuk NPK + Ca+Mg+TE.



2.    Dosis pemupukan terbaik berada pada kisaran jumlah optimal, di mana pada kisaran minimal masih terjadi kekurangan jumlah pupuk yang sebenarnya dibutuhkan oleh tanaman, sementara pada kisaran dosis maksimal terjadi pemborosan pupuk dan kemungkinan kelebihan dosis pupuk tersebut meracuni tanah dan tanaman. Dahulu, konsep pemupukan pada tanaman buah-buahan yang berumur tahunan adalah setahun dipupuk 2 kali, diberikan pada awal dan akhir musim penghujan. Dengan konsep ini tanaman hanya mendapatkan tambahan nutrisi dalam bentuk pupuk sebanyak 2 kali dalam kurun waktu setahun. Jika misalnya diasumsikan jika terdapat tanaman buah berumur 5 tahun dan tanaman tersebut harus mendapatkan pasokan pupuk sebanyak 6 kilogram dalam kurun waktu setahun, maka lebih ideal jika jumlah pupuk yang dibutuhkan tersebut diberikan dengan frekuensi lebih sering, bervariasi dari 1 kilogram pupuk setiap 2 bulan sekali atau maksimum 2 kilogram pupuk setiap 4 bulan sekali. Dengan mempertimbangkan rentang waktu pemberian, maka dosis pupuk per tanaman bisa dikurangi menjadi lebih rendah dengan frekuensi pemberian yang lebih sering. Dengan frekuensi pemberian pupuk yang lebih sering, ketersediaan hara dalam tanah dapat dipastikan terus ada sepanjang fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hal ini akan membantu tanaman dalam menyelesaikan semua siklus hidup yang harus dijalani secara sempurna, tanpa harus kehilangan atau kekurangan unsur hara yang dibutuhkan. Intinya, tanaman membutuhkan ketersediaan hara sepanjang tahun sehingga penyediaan hara dalam bentuk pupuk harus diberikan secara kontinyu dalam periode yang lebih singkat dengan dosis yang lebih sedikit.
3.    Jangan memberikan hara yang tidak sesuai dan tidak dibutuhkan oleh tanaman pada fase pertumbuhan dan perkembanganya.
4.    Selalu berikan pupuk dengan cara aplikasi yang tepat sebagai mana yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu.
5.    Kombinasikan pemupukan lewat akar (dalam bentuk padatan maupun dalam bentuk larutan) dengan pemupukan lewat daun secara teratur untuk mendapatkan hasil pertanaman yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
-          Rizal Hamid. Pemupukan Diperkebuanan Kelapa Sawit. Jambi, 2009.
-          http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk (diapload 26/2015, Depok diperbarui 20 Februari 2015)
-          Yuwon Nasih Widya. Kesuburan Tanah.jakarta. 2011. https://nasih.wordpress.com/2010/06/08/pengertian-pupuk/ Posted on 8 June 2010
-          2015 Pupuk Organik Hayati ULTRA GEN., http://pupukorganik.co/pemupukan-tanaman/

-          Pipit WAHYUNI. http://zerelpity.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html .Selasa, 04 Desember 2012

-          Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopediabebas, Dipos 25 april 2010.
-           











Tidak ada komentar:

Posting Komentar