Minggu, 26 April 2015

Pembuatan kascing




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR  BELAKANG

Dalam dunia pertanian tidak lepas dari pemupukan. Pemupukan tersebut bertujuan untuk menyumbangkan atau menambah unsur hara kedalam tanah dan  untuk memberikan unsur hara  bagi tumbuhan agar dapat berkembang dengan optimal.

Dalam dunia era sekarang ini kebanyakan masyarakat menggunakan pupuk non-organik dimana pupuk ini selain murah dan mudah di aplikasikan serta lebih cepat di serap oleh tanaman  namun dampak pupuk non-organik ini  merusak lingkungan terutama tanah apabila di gunakan terus menerus.

Adapun peraturan pemerintah yanng mengajak masyarakat menuju ke pertanian organik, salah satunya dengan menggunakan pupuk organik. Ada banyak jenis pupuk  yang telah banyak di kenal masyarakat, yang di  gunakan seperti pupuk hijau, kandang,kompos, dll. Selain pupuk tersebut masih banyak jenis pupuk yang masih fasih bagi masyarakat contohnya pupuk kascing. Komposisi kascing juga meliputi berbagai zat-zat yang esensial bagi tanaman. Zat ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil tetapi bila tidak tersedia dapat mengganggu perkembangan/produksi. Dalam penggunaan pupuk kimia, kebutuhan unsur esensial biasanya dipenuhi melalui aplikasi khusus. Kascing menyediakan nutrisi bagi tanaman dalam waktu yang relatif lebih lama karena nutrisi dilepas secara berangsur oleh mikroba atau bakteri yang terkandung di dalamnya.Kascing atau vermicompost adalah kotoran cacing tanah. Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro dan mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Komposisi kimia kascing Eisenia foetida meliputi nitrogen (N)0,63%, fosfor (P) 0,35%, kalium (K) 0,20%, kalsium (Ca) 0,23%, magnesium (Mg) 0,26%, natrium (Na) 0,07%, tembaga (Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, manganium (Mn) 0,003%, besi (Fe) 0,79%, boron (B) 0,21%, molibdenum (Mo) 14,48%, KTK 35,80 meg/100mg, kapasitas menyimpan air 41,23%, dan asam humus 13,88%.

Unsur-unsur kimia tersebut siap diserap tanaman dan sangat berguna bagi pertumbuhan dan produksinya. Disamping itu kascing mengandung mikroba dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah mikroba yang banyak dan aktivitasnya yang tinggi bisa mempercepat pelepasan unsur-unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman.
Melalui praktikum ini setidaknya memberikan  informasi tentang jenis pupuk organik dan cara pembuatannya.

B.     METODOLOGI

Menurut penelitian dan percobaan sebelumnya, kescing adalah salah satu penganti pupuk anorganik yang memiliki kelebihan-kelebihan yang baik, banyak dan menambah pengetahuan. Jadi menurut praktikan hasil dari pratek seara langsung pembuatan kascing ini akan menghasilkan pengetahuan yang baru bagi praktiakan, seperti mengetahui proses pembuatan kascing, cara kerja cacing dan mengetahui berapa lama yang dibutuhkan dalam pembuatan kascing. Dari hasil data sementara yang diperoleh dari praktikum ini, maka kami meperkirakan waktu yang diperlukan dalam pembuatan kescing tergantung pada dekomposisi (cacing) yang diberikan, semakin banyak cacing yang diberikan maka semakin singkat waktu yang dibutuhkan.

C.     TUJUAN

1.      Untuk untuk mengetahui teknik pembuatan kescing

2.      Untuk memberikan informasi bahwa  selain pupuk kompos dapat juga menggunakan kascing.
3.      Memahirkan pengalaman belajar  dengan praktek secara langsung di sektor pupuk.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    DASAR TEORI

Kascing adalah kotoran cacing tanah yang berasal dari berbagai jenis bahan organik dan kotoran hewan. Kascing merupakan pupuk organik yang bermutu, berikut hasil analisis hara dalam kascing dikemUkakan oleh Damayanti (1993) sebagai berikut.
Sifat kimia dan unsur hara kascing yang bahan dasarnya limbah rumah tangga dan pasar

KomponenAnalisis
Nilai
pH (H2O)
C-organik (%)
N-Total (%)
P-Bray (ppm)
P-total/HCL 25% (ppm)
SusunanKation (me/100 g kascing)
Ca2+
Mg2+
K+
Na+
KapasitasTukarKation
Kejenuhanbasa
7,1
12,8
1,7
71,0
621,0
29,2
40,9
18,1
1,0
61,3
74,0


Selain kandungan unsur haranya yang baik kascing juga mengandung auksin sehingga baik sekali untuk pertumbuhan tanaman, kascing digunakan sebagai pupuk organik untuk mempertahankan/meningkatkan kesuburan tanah. Manfaat pupuk organik bagi tanah ialah sebagai berikut:
1.      Memperbaiki fisik tanah (struktur, konsistensi, aerasi, daya pegang tanah  terhadap air).
2.      Memperbaiki sifat kimia tanah (sumber unsur hara makro, unsur hara mikro, meningkatkan pH tanah, KTK, dan ketersediaan beberapa unsur hara)
3.       Meningkatkan aktivitas mikro organisme tanah (biologi tanah)
Dibanding bahan organik lainnya kascing memiliki keistimewaan yaitu menyebarkan bibit cacing tanah pada areal pertanaman.

CARA APLIKASI PUPUK KASCING

1.       Disebar,
Kascing disebar rata dipermukaan tanah yang telah dicangkul/dibajak
2.      Dalam larikan,
Kascing ditempatkan dalam larikan, dalam barisan tanaman atau diantara baris
tanaman.
3.       Ditugal,
Kascing diletakan dalam lubang tanam atau di pinggir lubang tanam

Takaran kascing Dapat disesuaikan dengan takaran bahan organik lainya, sekitar 10-30 ton/ha, tergantung kepada kesuburan tanahnya. Jika tanahnya telah kaya akan cacing tanah (pemberian kascing berulang-ulang))takarannya makin dikurangi, dan selanjutnya tinggal memberikan bahan organikn sajah sebagai makanan cacing yang telah berkembang dalam tanah.



BAB III
METODOLOGI

A.    TEMPAT PELAKSANAAN

Praktek pembuatan kascing kelompok 1 dilaksanakan :
            Lokasi             : Green Hause
            Desa                : Rawa Banteng
            Kecamatan      : Tambun
            Kabupaten       : Bekasi
            Propinsi           : Jawa Barat

B.     WAKTU PELAKSANAAN

Pelaksanaan praktek pembuatan kascing  pada tanggal 08 Maret 2014 sampai selesai..

C.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a)      Parang
b)      Karung
c)      Keranjang
d)     Timbangan
e)      Cangkul
f)       Alat tulis
g)      Sarung tangan latek
h)      Ember

2.      Bahan
a)      Kotoran kerbau
b)      Kotoran Ayam
c)      Kedebong Pisang
d)     Air
e)      Cacing




D.    CARA PELAKSANAAN
1.      Persiapan
Dalam pembuatan kascing banyak hal yang perlu diperhatikan, oleh karena itu praktikan harus diberi bimbingan berupa cara pelaksanaan pembuatan kascing, agar dalam melaksanaan praktek tidak terjadi kesalah. Setelah praktikan memahami apa yang harus mereka kerjakan maka barulah praktikan dapat dilepas kelapangan untuk melaksanakan pratek pembuatan kascing.

2.      Pembuatam kascing
a.       Mempersiapkan bahan dan alat

Terlebih dahulu bahan dan alat yang dibutuhkan haruslah disiapkan sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan. Sepeti kotoran ayam, kotoran kerbau dan kedebong pisang.

b.      Menentukan komposisi bahan

Bahan yang ingin kita gunakan haruslah memiliki komposisi yang jelas agar kita dapat membuat data yang dibutuhkan, komposisi bahan :

1.      Kotoran kerbau 10 kg
2.      Kotoran ayam 10 kg
3.      Kedebong pisang 10 kg
4.      Air 3 L
5.      Cacing 1000 ekor/ 400 gram

Dalam penetuan komposisi ini, hal yang harus diperhatikan adalah bahan tersebut harus siap untuk digunakan. Kreteria bahan yang dapat digunakan :
a.    Kotoran yang kita gunakan tidak terlalu menyengat baunya
b.    Kotoran haruslah matang (kotoran yang kering atau tidak terlau lembab/buakn kotoran yang baru).
c.    Kadar kotorannya  rendah
d.   Khusus kedebong pisang ukurannya haruslah relatif kecil agar muda diolah oleh cacing.

c.       Pelaksanan
Kotoran kerbau, kotoran ayam dan kedebong pisang  yang telah ditentukan komposisinya  dicampur secara merata. Setelah tercmpur rata maka harus diberi air sebanya 3 liter atau secukupnya agar bahan tersebut lembab.






d.       tempat penyimpanan bahan
Tempat penyimpanan bahan harus memiliki kreteria sebagai berikut :
1.      Aman dari hama, seperti ayam, anjing dan lain-lain.(mudah diawasi)
2.      Suhu ruangan
3.      Dekat sumber air
4.      Mudah dijangkau
5.      Tidak terkena cahaya matahari secara langsung

e.       Penyelesaian

Setelah bahan siap untuk di olah maka kita harus menyusun bahan yang tersebut  (2 tingkat) ditempat yang telah ditentukan. Setelah bahan telah tersusun maka pemberian dekomposer (cacing) diberikan dengan jumlah yang tertentu. Dalam penentuan pemberian dekomposer semakin banya maka semakin baik karena proses pembuatan kascing akan lebih cepat.

f.       Perawatan bahan praktek

Setelah semua proses pembuatan kascing telah dilaksanakan maka yang harus kita perhatikan adalah kelembapan tanah  dengan cara mensuruvei bahan 2 hari sekali. Hal ini harus diperhatikan agar pembuatan kascing ini sukses, karena jika bahan tersebut kering atau kelembapannya dibawah rata-rata maka proses pematangan pada kascing akan lambat dan dapat menyebabkan dekomposer (cacing) akan mati.


DAFTAR PUSTAKA
















KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur praktikan panjatkan ke hadirat Tuhan Yanag Maha Esa, karena rahmat dan pertolongan-Nya kepada kita semua sehingga pelaksanaan  praktikum dan penyusunan laporan ini dapat terlaksana dengan baik tanpa da halangan yang berarti.
            Dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu praktikum mengucapkan banyak terimah kasih kepada :
1.    Bpk. Toto Suryanto,S.P selaku dosen kesuburan tanah.
2.    Bpk. Tobing selaku asisten atau yang mendampingi selama praktikum.
3.    Kedua Orang tua yang senantiasa memberi dukungan baik material maupun moril.
4.    Teman teman yang senantiasa memberi semangat serta dukungan.

Penyusunjuga menyadari laporann ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan serta saran untuk melengkapi dan menyempurnakan laporan ini sehingga dapar bermanfaat bagi pembaca.



Bekasi, 13 Maret 2014




Penyusun








DAFTAR ISI

1.      COVER ...........................................................................................  i
2.      KATA PENGANTAR...................................................................... ii
3.      DAFTAR ISI...................................................................................  iii

4.      BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang............................................................................ 1
B.     Metodologi................................................................................... 2
C.     Tujuan.......................................................................................... 2

5.      BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Dasar Teori.................................................................................. 3

6.      BAB III METODOLOGI
A.    Tempat Pelaksanaan.................................................................... 5
B.     Waktu Pelaksanaan..................................................................... 5
C.     Alat dan Bahan............................................................................ 5
D.    Cara Pelaksanaan........................................................................ 6

7.      DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

8.      LAMPIRAN..........................................................................................




Tidak ada komentar:

Posting Komentar